Kenaikan harga emas Antam yang melampaui harga emas global kemungkinan banyak dipengaruhi oleh pergerakan kurs dolar AS. Ini karena harga emas Antam ditetapkan dalam satuan rupiah dan gram, sementara harga emas global dalam satuan dolar AS dan troy ounce.
Tahun ini, rupiah sempat melemah sampai 6% terhadap dolar AS, meski penguatan belakangan telah memangkas nilai pelemahan menjadi tinggal 0,52%. Rupiah yang lemah akan membuat harga emas semakin mahal karena faktor kurs.
Faktor kurs dolar AS
Bila memasukkan faktor kurs dolar AS dalam mengeker harga emas Antam, data historis bisa jadi gambaran. Pada akhir 2023 lalu, harga emas Antam hanya mencatat kenaikan 10% point-to-point (ptp) dibanding posisi penutupan akhir 2022.
Kenaikan harga emas tahun lalu tercatat lebih kecil dibanding kenaikan tahun 2022 yang mencapai 16,7%. Padahal harga emas dunia pada 2023 naik hingga 13%, setelah pada tahun sebelumnya turun tipis.
Lantas, mengapa kenaikan harga emas tahun 2022 bisa lebih besar dibanding 2023? Faktor dolar AS kemungkinan ada penyebab utama.
Pada 2022, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah hingga 9,2%, sedangkan pada 2023 rupiah menguat tipis 1,13%. Alhasil, harga jual emas Antam tetap terkerek naik gara-gara kurs dolar AS yang mahal.
Hal yang sama juga terjadi pada 2020 kala pandemi meletus. Ketika itu, harga emas dunia memecahkan rekor tertinggi baru dan mencatat kenaikan 25,26% di akhir tahun. Harga emas Antam tahun itu ikut terkerek naik hingga 26,64%.
Salah satu faktor terbesar adalah karena kurs dolar AS yang sempat memecah rekor termahal di Rp16.575/US$ kala itu, meski di akhir tahun ditutup lebih kuat hingga hanya melemah 1,32%. Ini memperkuat faktor nilai tukar rupiah sebagai salah satu penentu prospek harga emas Antam ke depan.
Perbandingan gerak harga emas dunia, emas Antam dan kurs dolar AS (point-to-point):
Tahun | Laju harga emas dunia (yoy) | Laju harga emas Antam (yoy) | Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (yoy) |
2019 | +18,3% | +14,24% | -1,15% |
2020 | +25,26% | 26,64% | -1,32% |
2021 | -3,65% | -2,79% | -1,15% |
2022 | -0,24% | +16,7% | -9,2% |
2023 | +13% | +10% | +1,13% |
2024 (ytd) | +22,14% | +25,6% | -0,21% |
Nah, bagaimana peluang harga emas Antam tahun ini dengan potensi kenaikan harga emas dunia yang masih diyakini terbuka lebar? Investor emas perlu juga mengecek potensi pergerakan nilai tukar rupiah ke depan.
Penguatan rupiah selama Agustus ini banyak disetir oleh sentimen suku bunga The Fed. Sepanjang Agustus saja, rupiah sudah menguat lebih dari 5% setelah pada April lalu ambles sampai 6%.
Bila The Fed benar-benar memangkas bunga acuan tahun ini sesuai prediksi pasar dan berlanjut hingga tahun depan, rupiah berpotensi melanjutkan penguatan dari level saat ini seiring peningkatan arus modal asing yang masuk ke pasar keuangan domestik.
Di sisi lain, sentimen penurunan bunga The Fed berpotensi mengerek harga emas dunia. Dengan dua faktor yang sama-sama berpeluang menguat yaitu harga emas dunia serta nilai tukar rupiah, ada potensi kenaikan harga emas Antam akan semakin terbatas ke depan.
Skenario itu bisa berubah bila kenaikan harga emas melampaui penguatan rupiah. Bila harga emas dunia naik kencang di kala penguatan rupiah kecil, harga emas Antam berpotensi naik lebih banyak. Sebaliknya, bila harga emas dunia bergerak terbatas seperti saat ini ketika rupiah menguat lebih banyak, harga emas Antam akan tertahan.
Perhatikan harga buyback
Sepanjang tahun ini, harga beli kembali atau buyback emas Antam mencatat kenaikan 23,2% year-to-date. Harga pembelian kembali menjadi acuan bagi investor yang hendak melepas kepemilikan emasnya dengan menjualnya lagi ke Antam. Semakin tinggi harga buyback ditetapkan, semakin besar peluang keuntungan investor emas.
Pergerakan buyback price mengikuti harga jual emas Antam yang biasanya melampauinya karena pertimbangan margin yang diambil oleh Antam sebagai penjual.
Dengan potensi kenaikan harga emas Antam yang diperkirakan lebih terbatas ke depan karena faktor penguatan rupiah, ada pula potensi harga buyback emas Antam juga terbatas kenaikannya.
Bagi pembeli emas akhir tahun lalu di harga Rp1.130.000 per gram, menjualnya di level buyback price saat ini akan memberikan keuntungan (capital gain) sebesar 12,1%.
Level keuntungan itu lebih besar ketimbang imbal hasil surat utang RI tenor pendek yang masih di kisaran 6,4% saat ini.
Namun, penting juga untuk dicatat, emas merupakan instrumen yang tidak memberikan yield layaknya surat utang. Keuntungan investasi emas hanya diperoleh dari selisih antara harga beli dan harga jual.
Sebaliknya, surat utang memberikan yield yaitu rata-rata return atau keuntungan riil per tahun bila seorang investor memegang obligasi sampai jatuh tempo.
Investor bisa menikmati yield makin besar bila membeli surat utang di harga lebih murah. Sebaliknya, yield makin kecil bila investor membeli surat utang lebih mahal atau di atas par.
Dengan pergerakan harga buyback emas Antam yang lebih lambat dibanding harga jualnya, maka investasi emas Antam akan lebih potensial memberikan cuan bila dilakukan untuk tujuan keuangan jangka panjang, di atas lima tahun.
Berikut ini kalkulasi potensi untung/rugi yang bisa jadi gambaran para investor, berdasarkan periode beli dan apabila hendak menjualnya pada hari ini, 27 Agustus 2024 kala buyback price sebesar Rp1.267.000 per gram:
- Beli emas lima tahun lalu, pada 27 Agustus 2019 kala harga emas Antam Rp766.500 per gram= Untung 65,3%
- Beli emas tiga tahun lalu, pada 27 Agustus 2021 kala harga emas Antam Rp942.000 per gram= Untung 34,5%
- Beli emas setahun lalu, pada 27 Agustus 2023 kala harga emas Rp1.065.000 per gram= Untung 20,15%
- Beli emas akhir tahun lalu, pada 31 Desember 2023 kala harga emas Rp1.130.000 per gram= Untung 12,1%
- Beli emas awal Agustus lalu, pada 1 Agustus 2024 harga emas Rp1.433.000 per gram= Rugi 11,6%
Prediksi harga emas global
Beberapa bank investasi global telah mengeluarkan prediksi bullish di mana harga emas dunia berpeluang melanjutkan kenaikan hingga menyentuh US$3.000 per troy ounce pada pertengahan tahun depan.
Potensi kenaikan itu terutama didukung oleh ekspektasi pasar bahwa bunga acuan global akan segera dipangkas, dipimpin oleh The Fed. Bila 'gong' penurunan bunga The Fed dipukul pada September dan berlanjut sampai tahun depan.
Sejauh ini pasar memprediksi, The Fed akan memangkas suku bunga sebanyak 25 bps pada pertemuan September nanti dan melanjutkan pemangkasan sehingga di akhir tahun Fed fund rate akan berada di level 4,50%, dari posisi saat ini di 5,50%.
Goldman Sachs
Bank investasi asal Amerika ini memprediksi harga emas dunia bisa menyentuh US$2.700 per troy ounce. Prediksi harga itu keluar pada April ketika ekspektasi terhadap penurunan bunga The Fed belum sekuat saat ini.
Goldman Sachs menilai, emas berada dalam zona bull market yang sulit digoyang. "Kenaikan harga banyak didorong oleh pembelian bank sentral emerging market, juga pembelian ritel oleh konsumen di Asia," kata Nicholas Snowdon dalam catatannya.
Semula bank investasi ini memprediksi harga emas di US$2.300 pada akhir tahun ini. Namun, kombinasi faktor di atas ditambah makin kuatnya peluang penurunan bunga The Fed membuat harga emas berpeluang memecah rekor tertinggi hingga ke US$2.700 tahun ini.
Citigroup
Bank investasi besar global ini memperkirakan harga emas bisa menyentuh US$3.000 per troy ounce pada pertengahan 2025 nanti, didukung oleh penguatan arus masuk modal ke Exchange Trade Fund (ETF) emas yang sudah berlangsung signifikan dalam lebih 12 bulan terakhir.
Selain dipicu oleh perubahan kebijakan moneter yang lebih longgar, harga emas juga semakin berkilau karena peningkatan risiko resesi di negara-negara besar akibat pengetatan moneter yang memperlambat ekonomi.
UBS Group
Aliran ETF yang besar ditambah permintaan spekulatif yang berlangsung, ketika kelak The Fed benar-benar memangkas bunga acuan pertama kali, bisa membawa harga emas di US$2.600 per troy ounce pada kuartal terakhir tahun ini, menurut prediksi menurut UBS Group AG.
Meningkatnya risiko geopolitik juga akan meningkatkan permintaan lindung nilai portofolio, kata Wayne Gordon, pakar strategi komoditas di UBS Global Wealth Management.
Bank investasi yang bermarkas di Swiss ini sebelumnya memprediksi harga emas bisa menuju US$2.700 pada pertengahan tahun depan. Pivot The Fed, gelombang beli emas oleh bank sentral dan permintaan para hedge fund yang membutuhkan alat lindung nilai untuk portofolio mereka, akan menjadi faktor utama yang mendongkrak harga emas makin melesat.
ANZ Group Holdings
Analis dari ANZ Group Holdings memperkirakan, target harga emas terdekat ada di US$2.550 per troy ounce terdorong oleh langkah strategis investasi para pemodal ketika bunga acuan The Fed mulai turun.
Mengacu pada histori siklus penurunan bunga The Fed sejak 1990 silam, harga emas telah melesat 5%-6% sejak pertama kali bunga acuan The Fed dipangkas, menurut hitungan analis ANZ Soni Kumari dan Daniel Hynes, seperti dilansir dari Bloomberg News.
(rui)