Rahmat mengaku meski begitu, jumlah penurunan wisata tak semerta karena isu gempa megathrust saja, melainkan karena masa liburan anak-anak sekolah sudah berakhir.
"Tetapi penurunan kedatangan wisata pantai ini, bukan hanya disebabkan isu di atas, karena sudah sekarang masa libur anak sekolah berakhir," tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Rahmat juga memaparkan bahwa Pandeglang tidak hanya punya wisata pantai saja. Tetapi juga memiliki wisata alam , salah satunya Taman Nasional Ujungkulon.
"Tidak hanya pantai, kita punya tiga gunung ya gunung yang tidak tinggi dan aman. Kita punya Taman Nasional Ujung Kulon yang merupakan taman nasional pertama di Indonesia, habitatnya badak bercula satu. Juga kita per tanggal 10 November 2023 memiliki Geopark Nasional Ujung Kulon yang meliputi 8 Kecamatan. Kita juga punya KEK Tanjung Lesung," ujar dia.
"Kemudian kita itu punya wisata budaya Makam Syekh Asnawi yang selalu ramai diziarahi oleh masyarakat berbagai daerah dari berbagai daerah, tak hanya Pandeglang bahkan di luar Banten," paparnya.
Mitigasi
Terkait isu megathrust ini, Pandeglang telah melakukan beberapa langkah mitigasi bencana dengan menggaet BMKG dan BPBD. Di antaranya memasang 22 tempat deteksi dini seperti seismograf.
"Kemudian kita memiliki tiga Early Warning System yang dipasang salah satunya di Tanjung Lesung dan di pantai Labuan ya. Kemudian juga punya sirine tsunami," jelas dia.
"Dari segi kesiapan dokumentasi, kita telah punya namanya rencana kontingency bencana gempa dan tsunami. Dan Insyaallah tahun ini kita akan melakukan simulasi bersama dengan teman-teman BPBD," kata Rahmat.
(dec/spt)