Logo Bloomberg Technoz

Posisi IHSG Masih Rawan Meski Berkali-kali Cetak Rekor

Sultan Ibnu Affan
27 August 2024 10:40

Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (24/6/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (24/6/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berkali-kali cetak rekor tertinggi sepanjang sejarah atau all time high (ATH). Ini terjadi usai IHSG menghadapi dua momen penting, yang bisa saja membanting indeks ke zona merah.

Gonjang-ganjing arah kebijakan ekonomi Amerika Serikat (AS) di awal bulan ini sempat membuat IHSG jatuh lebih dari 4% dalam sehari.

Saat pasar sudah 'pasrah' indeks akan melanjutkan penurunan dalam di hari berikutnya, namun ternyata tak terjadi.

Pekan lalu, IHSG juga sempat dibayangi sentimen dinamika politik dalam negeri. Alih-alih turun dalam, indeks justru kembali terus naik hingga berkali-kali sentuh ATH.

Analis Algo Research Alvin Baramuli mengatakan, IHSG yang berkali-kali mencetak ATH membuat indeks seolah-olah dipenuhi oleh sentimen positif. Namun, jika dicermati lebih lanjut, kenaikan IHSG hanya didorong segelintir saham.