Mary Daly, Gubernur The Fed San Francisco menyatakan bahwa dia percaya sudah saatnya bank sentral negeri itu menurunkan suku bunga.
"Saatnya untuk menyesuaikan kebijakan telah tiba," kata Daly pada hari Senin dalam sebuah wawancara dengan Michael McKee dari Bloomberg Television.
Pernyataan Daly sejalan dengan komentar yang dikeluarkan Gubernur The Fed, Jerome Powell, yang mengatakan pada pekan lalu di simposium Jackson Hole bahwa dia semakin yakin inflasi berada di jalur untuk kembali ke 2% dan "saatnya telah tiba bagi kebijakan untuk menyesuaikan diri."
Di bagian lain, Gubernur The Fed Richmond Thomas Barkin menilai masih ada risiko kenaikan inflasi meski dia mendukung penurunan suku bunga.
Sinyal penurunan bunga acuan The Fed telah menjadi bahan bakar utama penguatan harga emas sepanjang tahun ini. Harga emas telah menguat 22% sepanjang tahun ini dan berulang lalu memperbarui rekor tertinggi baru karena arus beli yang deras ketika ada sinyal penurunan bunga acuan global.
Beberapa bank investasi asing masih bersikap bullish terhadap emas dengan proyeksi harga komoditas berharga itu bisa semakin mahal ke depan mendekati US$3.000 per troy ounce.
Analisis teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian, atau time frame daily, emas masih bertahan di zona bullish. Terbukti dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 61,50. RSI di atas 50 mencerminkan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Akan tetapi, investor patut hati-hati karena indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 74,30. Angka yang mendekati, juga ada di atas 80 berarti sudah tergolong jenuh beli (Overbought). Akibatnya, mungkin koreksi harga emas masih akan terjadi.
Cermati pivot point di US$ 2.500/troy ons, sebagai support psikologis. Amat krusial jika tertembus, maka target support selanjutnya adalah US$ 2.480-2.450/troy ons akan terkonfirmasi.
Adapun target resistance terdekat adalah US$ 2.520/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi membawa harga emas melesat lagi menuju US$ 2.540/troy ons, sampai dengan potensialnya US$ 2.570/troy ons.
(rui)