Logo Bloomberg Technoz

Lanskap itu memberikan sinyal bahwa pergerakan rupiah hari ini mungkin akan lebih terbatas setelah sempat melesat 1,2% kemarin, menyentuh level terkuat sejak September di Rp15.310/US$, namun akhirnya ditutup menguat 0,4% di Rp15.430/US$ pada perdagangan Senin.

Sinyal The Fed

Sebenarnya sentimen pasar saat ini masih belum bergeser dari jalur bullish. Setelah pidato Powell yang memantik euforia di seluruh penjuru dunia, sinyal dengan warna yang sama kembali keluar dari pejabat The Fed.

Mary Daly, Gubernur The Fed San Francisco menyatakan bahwa dia percaya sudah saatnya bank sentral negeri itu menurunkan suku bunga. 

"Saatnya untuk menyesuaikan kebijakan telah tiba," kata Daly pada hari Senin dalam sebuah wawancara dengan Michael McKee dari Bloomberg Television.

Pernyataan Daly sejalan dengan komentar yang dikeluarkan Gubernur The Fed, Jerome Powell, yang mengatakan pada pekan lalu di simposium Jackson Hole bahwa dia semakin yakin inflasi berada di jalur untuk kembali ke 2% dan "saatnya telah tiba bagi kebijakan untuk menyesuaikan diri."

Di bagian lain, Gubernur The Fed Richmond Thomas Barkin menilai masih ada risiko kenaikan inflasi meski dia mendukung penurunan suku bunga.

Pekan ini pasar menanti data penting AS di antaranya data pertumbuhan ekonomi serta laporan konsumsi dan belanja termasuk inflasi PCE pada Jumat.

Bila data inflasi mendukung ekspektasi pasar, pamor aset-aset emerging market bisa semakin meningkat karena tingkat suku bunga AS akan membuat Treasury kurang menarik sehingga investor berburu yield tinggi di pasar negara berkembang.

Asing lanjut belanja

Investor asing telah lebih dulu memborong aset-aset di pasar keuangan RI seiring semakin kuatnya ekspektasi penurunan bunga The Fed, bahkan ketika ketegangan situasi politik domestik pada pecah pekan lalu.

Pada Kamis 22 Agustus itu, kala demonstrasi pecah di berbagai daerah di Indonesia, investor asing membukukan belanja di pasar surat utang RI senilai US$610 juta, sekitar Rp9,6 triliun dalam sehari. Itu menjadi nilai pembelian bersih dalam sehari oleh asing yang terbesar dalam lima tahun terakhir.

Lonjakan pembelian asing itu seperti tak terpengaruh oleh situasi pasar yang panas karena aksi demonstrasi dikhawatirkan memicu social unrest yang lebih besar.

Pembelian berlanjut pada keesokan harinya di mana menurut data Kementerian Keuangan per 23 Agustus, asing kembali memborong Rp3,78 triliun surat utang RI.

Belanja asing di pasar obligasi memang lebih banyak disetir oleh sentimen pasar global. "Kejatuhan cepat yield surat utang AS, Treasury, telah memperbaiki selisih imbal hasil untuk obligasi negara di Asia berdenominasi mata uang lokal, tak terkecuali surat utang pemerintah RI," komentar Frances Cheung, Head of Foreign-Exchange and Rates Strategy di OCBC Singapura, dilansir Bloomberg.

Ditambah lagi penguatan nilai rupiah membuat biaya hedging mata uang jadi lebih rendah, membuat surat utang RI makin mentereng untuk diburu.

Di pasar saham, asing bahkan telah membukukan belanja bersih selama 14 hari beruntun di mana puncak pembelian terjadi pada Jumat senilai Rp2,93 triliun dan berlanjut Senin lalu sebesar Rp929 miliar.

Animo asing diperkirakan akan berlanjut bila 'gong' penurunan bunga The Fed dibunyikan secepatnya bulan depan.

Hari ini, pemerintah menggelar lelang sukuk negara rutin dengan target perolehan Rp8 triliun. Berkaca pada lelang SUN pekan lalu yang memecah rekor incoming bids tertinggi dalam tiga tahun, ada potensi lelang sukuk pun akan mencatat tren serupa.

Analisis teknikal

Secara teknikal nilai rupiah berpotensi melemah dengan laju pelemahan terbatas di kisaran sempit di level Rp15.460/US$ yang menjadi support pertama. Target pelemahan kedua akan tertahan di Rp15.480/US$.

Apabila kembali break kedua support tersebut, rupiah berpotensi melemah lanjutan dengan menuju level Rp15.500/US$ sampai dengan Rp15.550/US$ sebagai support terkuat.

Jika nilai rupiah terjadi penguatan hari ini, resistance menarik dicermati pada level Rp15.410/US$ dan selanjutnya Rp15.400/US$.

Adapun dalam tren jangka menengah (Mid-term) rupiah masih ada potensi penguatan optimis lanjutan ke resistance potensial ke level Rp15.370/US$.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Selasa 27 Agustus 2024 (Riset Bloomberg Technoz)

(rui)

No more pages