Logo Bloomberg Technoz

INCO Soal Tudingan Dirty Nickel di RI: Tak Relevan Buat Vale

Sultan Ibnu Affan
26 August 2024 17:40

Kompleks pengolahan nikel yang dioperasikan oleh PT Vale Indonesia di Sorowako, Sulawesi Selatan, Sabtu (11/6/2022). (Dimas Ardian/Bloomberg)
Kompleks pengolahan nikel yang dioperasikan oleh PT Vale Indonesia di Sorowako, Sulawesi Selatan, Sabtu (11/6/2022). (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta – PT Vale Indonesia Tbk (INCO) merespons isu nikel kotor alias dirty nickel asal di Indonesia. Perseroan berkeras bahwa praktik pertambangan yang mereka jalankan sudah memenuhi kaidah tata kelola lingkungan, sosial dan perusahaan atau environmental, social and governance (ESG).

Direktur Utama Vale Indonesia Febriany Eddy mengatakan perusahaan sudah memiliki rekam jejak praktik pertambangan berkelanjutan di Indonesia lebih dari 5 dekade.

“Tuduhan pertama yaitu soal [emisi] karbon tinggi karena menggunakan batu bara. Kami sudah punya proses [kelistrikan] 100% menggunakan PLTA [pembangkit listrik tenaga air]. Jadi itu salah satu counter kita,” ujarnya dalam paparan publik, Senin (26/8/2024).

Febriany juga merespons ihwal isu dirty nickel terkait dengan kondisi keselamatan kerja yang tidak baik dan pelanggaran-pelanggaran kesejahteraan yang tidak baik untuk pekerja di sektor pertambangan nikel.

“Saya rasa di Vale statistik keselamatan kerja kami sangat baik. Bisa dilihat dan track record-nya sudah jelas. Kemudian tudingan deforestasi,kami sudah melakukan bahkan reforestasi di luar konsesi. Totalnya mencapai 250% dari [lahan] yang kami buka,” tegasnya.

Pengangkutan tanah oleh excavator ke truk di Sorowako milik PT Vale Indonesia. (Dok Dimas Ardian/Bloomberg)