“Ada rasa sinis di kalangan pelanggan, apakah hal ini sering terjadi? Apakah Qantas membelanjakan uang yang layak untuk perawatan? Tentu ada kerusakan reputasi, dan rasanya pelanggan mulai berpaling dari Qantas,” tegas Natalie McKenna, pengajar komunikasi di La Trobe University di Melbourne, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Frekuensi putar balik yang meningkat membuat publik mempertanyakan usia pesawat Qantas. Boeing 737 mungkin sudah berusia lebih dari 20 tahun.
Namun Steve Purvinas, Sekretaris Federal Australian Licensed Aircraft Engineers Associations, berpendapat masalah yang dialami Qantas tidak sistemik. “Itu hanya serangkaian kejadian yang kebetulan berdekatan. Namun tentu pesawat yang lebih baru akan lebih baik. Semakin tua komponen, maka semakin tinggi kemungkinan rusak,” jelasnya.
Untuk saat ini, Qantas masih mendapat dukungan dari regulator. “Qantas masih beroperasi dengan aman dan kami yakin dengan sistem manajemen keselamatan mereka. Australia memiliki dalah satu industri penerbangan paling aman di dunia dan penumpang bisa meyaini itu,” tegas leterangan resmi Civil Aviation Safety Authority (CASA).
Investor pun sepertinya tidak tergerak dengan isu keselamatan yang menimpa Qantas. Harga saham perseroan melonjak hampir 10% bulan ini, diperdagangkan di level tertinggi dalam 3 tahun.
“Pilot-pilot kami dilatih untuk selalu waspada. Saya lebih cemas jika pesawat tidak putar balik dalam kondisi seperti itu. Kalau melihat kesehatan armada kami, maka itu sangat, sangat, sangat sehat,” papar Andrew David, CEO Qantas Domestic.
(aji)