Walau demikian, dia menyebut penurunan produksi gas Medco tersebut diimbangi dengan kenaikan produksi minyak yang lebih tinggi dari aset perseroan di Blok 60, Oman dan Blok Natuna.
Dia menambahkan Medco telah melakukan belanja modal sekitar US152 juta di lini migas, untuk melanjutkan pengembangan di Natuna, Corridor, dan sumur produksi di Blok 60 Oman.
Untuk diketahui, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada medio Desember 2023 telah resmi menyetujui pengajuan amendemen production cost sharing (PSC) di Lapangan Blok Corridor oleh Medco.
Dengan demikian, PSC Blok migas yang dikelola oleh keluarga taipan Panigoro itu akan kembali menjadi kontrak bagi hasil atau cost recovery dari sebelumnya dengan skema gross split.
Ronald saat itu mengatakan persetujuan itu dilakukan guna memastikan keekonomian pengembangan dari beberapa pengembangan baru serta mempertahankan eksplorasi lebih lanjut di blok tersebut.
“Perjanjian ini merupakan langkah maju yang signifikan dalam menjamin masa depan Blok Corridor yang stabil dan berkelanjutan, sehingga memberikan manfaat besar bagi Bangsa, MedcoEnergi, mitra dan seluruh pemangku kepentingan." ujarnya melalui keterangan resmi, akhir tahun lalu.
Selain itu, alokasi dan harga gas yang ditujukan kepada tiga pembeli, termasuk PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGN (PGAS) juga telah disetujui oleh otoritas energi.
Adapun pera akhir 2023, total penyerahan harian gas berdasarkan kontrak dari Blok Corridor itu telah mencapai di kisaran 700 billion british thermal unit per day (BBtud), dengan alokasi penjualan 83% untuk pembeli domestik, dan sisanya 17% diekspor ke Singapura.
Menurut catatan Medco, produksi gas di Blok Corridor dilaporkan mencapai sekitar 500 MMscfd pada 2022, sedangkan tahun ini targetnya produksinya turun menjadi 400 MMscfd lantaran beberapa lapangan eksplorasi telah memasuki masa tua atau mature.
Kelistrikan
Untuk lini ketenagalistrikan, Medco Power Indonesia juga telah melakukan pengembangan listrik tenaga surya di Bali timur sebesar 25 MW peak pada semester I-2024, yang diklaim berjalan sesuai jadwal dan diperkirakan selesai pada akhir tahun ini.
Sementara itu, di sektor pengembangan pembangkit panas bumi atau geothermal, perusahaan melakukan pengembangan tahap pertama sebesar 34 MW di Ijen yang diperkirakan beroperasi pada kuartal I-2025.
Di sektor pertambangan tembaga dan emas, proyek smelter bersama Amman Mineral telah memasuki tahap komisioning pada 31 Mei 2024 dan produksi perdana ditargetkan mulai pada kuartal IV-2024.
“Amman Mineral juga telah menerima izin untuk mengekspor konsentrat tembaga hingga 31 Desember 2024,” kata Ronald.
Dividen Naik
Secara keuangan, Medco berencana membagikan dividen final 2023 sebesar US$45 juta. Dengan demikian, total dividen yang dibayarkan pada 2023 mencapai US$70 juta atau Rp45 rupiah per lembar saham, naik 16% dari 2022.
Perseroan juga melaporkan pendapatan US$690 juta pada semester I-2024, melebihi US$634 juta yang dilaporkan pada periode yang sama tahun lalu.
Laba bersih perseroan pada paruh pertama tahun ini mencapai US$201 juta, didorong oleh realisasi harga minyak dan gas bumi yang lebih tinggi.
(wdh)