Logo Bloomberg Technoz

Adapun tenor 15Y dan 20Y masing-masing terkikis yield-nya 5,6 bps dan 4,4 bps ke 6,683% dan 6,795%.

Arus modal asing ke pasar surat utang negara menjadi yang terbesar dalam lima tahun (Dok. Bloomberg)

Serbuan modal asing

Pidato Jerome Powell, Gubernur The Fed, pada Jumat telah membuat kegairahan di pasar di semua penjuru dunia. Pernyataan gamblang Powell bahwa telah tiba saatnya bagi mereka untuk melakukan pemangkasan bunga acuan, disambut gegap gempita pasar yang telah merasakan dampak dari pengetatan paling agresif dalam empat dekade, sejak 2022 silam itu.

Namun, di Indonesia, euforia beli sudah berlangsung bahkan sebelum Powell menyatakan statemen tersebut.

Ketika Indonesia dibekap kenaikan eskalasi situasi politik akibat RUU Pilkada yang memicu aksi demonstrasi besar di berbagai kota, asing berbelanja agresif di pasar surat utang.

Pada Kamis 22 Agustus itu, asing membukukan belanja di pasar surat utang RI senilai US$610 juta, sekitar Rp9,6 triliun dalam sehari. Itu menjadi nilai pembelian bersih dalam sehari oleh asing yang terbesar dalam lima tahun terakhir.

Lonjakan pembelian asing itu seperti tak terpengaruh oleh situasi pasar yang panas karena aksi demonstrasi dikhawatirkan memicu social unrest yang lebih besar.

Namun, belanja asing di pasar obligasi memang lebih banyak disetir oleh sentimen pasar global. "Kejatuhan cepat yield surat utang AS, Treasury, telah memperbaiki selisih imbal hasil untuk obligasi negara di Asia berdenominasi mata uang lokal, tak terkecuali surat utang pemerintah RI," komentar Frances Cheung, Head of Foreign-Exchange and Rates Strategy di OCBC Singapura, dilansir Bloomberg.

Ditambah lagi penguatan nilai rupiah membuat biaya hedging mata uang jadi lebih rendah, membuat surat utang RI makin mentereng untuk diburu.

Selisih imbal hasil surat utang RI dengan US Treasury saat ini ada di 281 bps, sudah lebih tinggi dibandingkan 260 bps di awal kuartal III ini. 

Faktor lain yang juga membuat surat utang RI banyak diburu adalah karena sudah adanya titik terang kebijakan fiskal di masa pemerintahan baru nanti. Defisit di angka 2,53% dinilai moderat dan lebih rendah dibanding prediksi terakhir di 2,7%.

Selain itu, sinya kuat dari Powell kemungkinan akan memberikan kepercayaan diri besar bagi Bank Indonesia untuk memulai pemangkasan bunga acuan bulan depan, mendahului The Fed.

Kesemua itu menjadi kombinasi yang paten mengungkit minat asing masuk ke pasar domestik.

Berdasarkan laporan Bank Indonesia, mengacu pada data transaksi 19-22 Agustus, pemodal asing membukukan pembelian bersih di pasar domestik sebesar Rp15,91 triliun, terdiri atas Rp11,45 triliun di pasar Surat Berharga Negara, lalu Rp4,13 triliun di pasar saham dan Rp330 miliar di SRBI.

Alhasil, sepanjang tahun ini hingga 22 Agustus lalu, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp185,29 triliun di SRBI, Rp6,40 triliun di pasar saham, dan Rp6,39 triliun di pasar SBN.

Sementara selama semester II saja, asing membukukan pembelian bersih sebesar Rp54,94 triliun di SRBI, Rp40,35 triliun di pasar SBN, dan Rp6,06 triliun di pasar saham.

(rui)

No more pages