Sedangkan di urutan ketiga pilihan moda transportasi untuk mudik 2023 adalah bus dengan perkiraan digunakan oleh 22,7 juta pemudik.
Ini berarti, untuk kendaraan pribadi seperti sepeda motor dan mobil baik mobil pribadi maupun sewa menjadi yang paling dominan digunakan dengan jumlah total mencapai 61,9 juta pemudik.
Biaya Mudik Sebelum September 2022
Kenaikan harga BBM jenis Pertalite yang banyak digunakan oleh sepeda motor dan mobil bertipe tertentu, ditambah kenaikan BBM Solar yang banyak dikonsumsi oleh kendaraan umum seperti bus, tentu mempengaruhi kenaikan bujet biaya transportasi para pemudik tahun ini.
Di atas kertas, sesuai tingkat kenaikan harga BBM mulai September 2022 yang rata-rata 30%, pembengkakan biaya pembelian BBM untuk acara mudik tahun ini sedikitnya sebesar angka yang sama. Lantas, berapa persisnya besar kenaikan biaya mudik tahun ini menyusul kenaikan harga BBM tahun lalu?
Bila Anda melakukan perjalanan mudik dari Tangerang ke Surabaya, Jawa Timur, sebagai contoh, itu berarti Anda harus berkendara menempuh jarak sedikitnya sekitar 808,9 kilometer (dibulatkan menjadi 809 kilometer) melewati ruas tol Trans Jawa.
Kebutuhan BBM untuk menempuh jarak sepanjang itu akan tergantung pada jenis mobilnya. Ada mobil yang memiliki perbandingan konsumsi BBM/kilometer 1:10, ada juga yang hingga 1:14 kilometer. Asumsikan kendaraan pribadi Anda adalah mobil dengan kriteria mesin masih di bawah 1.500 cubicle centimeter (cc), sehingga masih mengkonsumsi Pertalite.
Misalnya, mobil yang dipakai adalah Ertiga dengan kapasitas mesin 1.300 cc. Mengutip Otoklix, Ertiga diketahui sebagai jenis low MPV paling irit dengan perkiraan konsumsi BBM dalam kota sebesar 14,5 km/liter. Untuk perjalanan luar kota, konsumsi BBM bisa lebih irit lagi mencapai 18,6 km/liter.
Dengan asumsi itu, konsumsi BBM yang dibutuhkan untuk menempuh jarak Tangerang-Surabaya ketika harga BBM belum dinaikkan adalah sebagai berikut:
809 km dibagi 18,6 km ekuivalen 43,49, dikalikan harga BBM Pertalite lama Rp 7.650. Maka, total pembelian BBM Pertalite untuk perjalanan pergi adalah Rp 332.733.
Biaya terbesar justru dari biaya jalan tol. Total biaya yang dikeluarkan untuk tarif tol di rute tersebut sekitar Rp 700.000 sekali jalan. Hitung punya hitung, total biaya mudik untuk BBM dan tarif tol untuk sekali jalan Tangerang-Surabaya adalah sekitar Rp 1,05 juta, sebelum kenaikan harga BBM September 2022 lalu.
BBM Membengkakkan Biaya Mudik
Kini, setelah harga BBM sudah naik, Firman Atmoko, pemudik asal Tangerang yang rutin mudik ke Surabaya setiap tahun, merogoh kocek lebih dalam untuk membeli BBM.
“Sekali jalan sekarang, mobilnya harus 'minum' sekitar Rp 600.000,” katanya. Sedangkan biaya tol tetap. Sehingga bila ditotal, untuk perjalanan pergi, biaya mudik mencapai Rp 1,3 juta.
“Dulu sebelum BBM naik, alokasi bujet untuk BBM perjalanan mudik Tangerang-Surabaya sekitar Rp 700.000 - Rp 800.000 pulang-pergi. Jadi, sekali jalan sekitar Rp 350.000 untuk bensin. Sekarang, biaya BBM Rp 600.000 sekali jalan," ceritanya.
Untuk perjalanan pergi-pulang, total yang harus ia keluarkan mencapai Rp 2,6 juta. Naik lumayan dari sebelum September 2022 yang 'hanya' sekitar Rp 2,1 juta, atau terjadi kenaikan sekitar 23%.
Namun meskipun biaya mudik menjadi lebih mahal karena harga BBM naik, pemudik seperti Firman menilai opsi memakai kendaraan pribadi masih yang terbaik dan lebih ekonomis. Dengan mobil bermuatan 7 orang, ia membawa serta 3 anak dan 1 istri.
Biaya sebesar itu setara Rp 210.000 per orang sekali jalan. Masih lebih murah dibandingkan naik pesawat yang bisa mencapai Rp 800.000 per orang untuk rute yang sama di peak seasons.
Pemudik Sudah Menghitung
Ekonom melihat, dengan pembengkakan biaya mudik tahun ini dari pengeluaran terkait BBM, para pemudik diperkirakan akan mengurangi pengeluaran untuk pos lain sebagai kompensasi menutup kenaikan tersebut.
"Kenaikan harga BBM bisa mendorong pemudik mengurangi belanja barang atau jasa lain sehingga bisa berdampak negatif ke perekonomian secara keseluruhan, terlebih ini adalah mudik pertama pasca BBM naik dalam 8 tahun terakhir," komentar Dwi Widodo, Ekonom Samuel Asset Management.
Pengurangan pos pengeluaran untuk hal lain, dikhawatirkan bisa berdampak pada laju konsumsi masyarakat saat Lebaran kali ini. Namun, pendapat lain menilai para pemudik diperkirakan sudah cukup berhitung serta menempuh adaptasi. Jeda kenaikan harga BBM dengan puncak arus mudik tahun ini sekitar 7 bulan, dinilai telah memberikan waktu yang cukup bagi masyarakat untuk menyesuaikan.
“Dampak kenaikan harga BBM tahun lalu sudah di-priced in oleh masyarakat. Saya kira tingkat konsumsi masyarakat tidak akan terganggu selama tidak ada lagi kenaikan harga BBM,” ujar Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman.
(rui)