Penguatan rupiah hari ini juga berarti untuk pertama kalinya, rupiah membukukan return positif sepanjang tahun.
Sebagai catatan, pada tutup tahun 2023, rupiah ditutup di level Rp15.397/US$. Posisi hari ini menjadikan rupiah membukukan return atau penguatan nilai 0,45% year-to-date.
Penguatan rupiah menjadi yang terbesar, dan paling unggul di Asia pagi ini disusul oleh ringgit 0,69%, lalu dolar Taiwan 0,43%, juga won Korsel 0,38%.
Sentimen pada perdagangan hari ini utamanya datang dari global. Pidato dari Gubernur The Fed Jerome Powell di Jackson Hole pada Jumat kemarin, ia mengatakan “Waktunya telah tiba” untuk memulai masa pelonggaran moneter.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, pasar sudah memperhitungkan dimulainya pelonggaran kebijakan pada bulan September, investor menyambut baik komentar Powell.
“Waktunya telah tiba bagi kebijakan untuk menyesuaikan diri,” kata Powell pada Jumat dalam pidato di konferensi tahunan The Fed di Jackson Hole, Wyoming.
Gubernur The Fed mengakui kemajuan terbaru pada inflasi, yang telah kembali moderat dalam beberapa bulan terakhir setelah terhenti di awal tahun ini.
“Keyakinan saya telah tumbuh bahwa inflasi berada di jalur yang berkelanjutan kembali ke 2%,” katanya, mengacu pada target inflasi Bank Sentral.
Pernyataan Powell itu menandai 'the end of an era' pengetatan moneter paling agresif di AS dalam empat dekade yang telah berlangsung sejak 2022 silam.
Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, Wall Street menguat lebih dari 1% di Jumat (23/8) merespon sinyal kuat pemangkasan sukubunga acuan dari Kepala the Fed, Jerome Powell dalam pidatonya pada Jacson Hole Symposium.
“Sinyal kuat pemangkasan Fed Rate jadi katalis positif,” tulisnya.
(fad)