Logo Bloomberg Technoz

“Jam tangan ini adalah hal yang besar,” kata Alexandre Ghotbi, kepala jam tangan untuk Eropa dan Timur Tengah di Phillips, dalam sebuah wawancara. Hanya beberapa kolektor Rolex yang mengetahui keberadaannya, tambahnya.

Penjualan ini terjadi pada waktu yang menantang bagi industri karena permintaan untuk jam tangan mahal telah menurun akibat inflasi tinggi, setelah lonjakan luar biasa di era Covid.

Meski demikian, model-model langka dan unik dari merek Swiss tetap diminati. Pada Mei tahun lalu, Phillips menjual Rolex 6270 Cosmograph Daytona dari tahun 1988 dengan dial dan bezel yang dihiasi berlian seharga hampir 4 juta franc Swiss (Rp72 miliar).

Pembuatan Rainbow Daytona menandai momen penting dalam sejarah Rolex karena menunjukkan kemampuan merek tersebut dalam membuat jam tangan perhiasan ultra-mewah menggunakan teknik penyetelan permata yang inovatif, kata Ghotbi. Pada saat jam tangan ini dibuat, sekitar tahun 1993 atau 1994, Rolex masih dipandang sebagai pembuat jam tangan olahraga mewah seperti jam selam Submariner dari baja.

Meskipun jam tangan ‘Rainbow’ ini dibuat sebagai satu-satunya pada tahun 1990-an untuk seorang klien di Timur Tengah, pola permata safir yang sama kemudian digunakan lagi pada beberapa model Daytona hampir dua dekade kemudian.

Saat ini, gaya penyetelan permata pelangi juga dapat ditemukan pada model dari merek mewah lainnya seperti Patek Philippe dan Audemars Piguet. Teknik ini tetap sangat sulit, sebagian karena memerlukan batu dengan gradasi warna yang tepat untuk meniru pola pelangi.

Meski masih langka dan sangat menantang untuk diperoleh dari pengecer, Rainbow Daytona kini telah menjadi salah satu ciri khas dalam koleksi model Rolex.

(bbn)

No more pages