“Adalah hal yang absurd untuk mengklaim bahwa sebuah platform atau pemiliknya bertanggung jawab atas penyalahgunaan platform tersebut,” menurut pernyataan tersebut.
“Kami menunggu penyelesaian cepat dari situasi ini.”
Durov tinggal di Dubai dan merupakan warga negara Prancis dan Uni Emirat Arab, menurut situs web Telegram. Dia sebelumnya tidak berkomentar apakah dia telah melepaskan kewarganegaraan Rusianya.
Kedutaan Besar Rusia di Paris mengatakan bahwa mereka meminta “penjelasan kepada pihak berwenang Prancis tentang alasan penahanan dan menuntut agar mereka memastikan perlindungan hak-haknya serta memberikan akses konsuler.”
Pejabat kedutaan telah berhubungan dengan pengacara Durov, menurut pernyataan tersebut.
Ofmin Prancis, sebuah badan yang dibentuk untuk memerangi kekerasan terhadap anak di bawah umur, mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Durov, lapor AFP.
Ofmin adalah badan koordinasi dalam penyelidikan awal atas dugaan pelanggaran seperti penipuan, perdagangan narkoba, perundungan siber, kejahatan terorganisir, dan promosi terorisme, menurut AFP.
Toncoin, sebuah cryptocurrency yang terkait dengan Telegram, turun hingga 23% setelah berita bahwa Durov berada dalam tahanan.
Telegram diciptakan oleh Durov dan saudaranya Nikolai, seorang programmer dan matematikawan. Aplikasi ini memiliki sekitar 900 juta pengguna aktif dan merupakan salah satu aplikasi pesan paling populer.
Pendekatannya yang relatif ringan terhadap moderasi konten telah menyebabkan tuduhan bahwa aplikasi ini sering digunakan untuk aktivitas kriminal dan materi ekstremis.
Ep. 94 The social media app Telegram has over 900 million users around the world. Its founder Pavel Durov sat down with us at his offices in Dubai for his first on-camera interview in almost a decade. pic.twitter.com/NEb3KzWOg8
— Tucker Carlson (@TuckerCarlson) April 16, 2024
(bbn)