Logo Bloomberg Technoz

Permintaan LNG RI Melonjak: Ekspor Tertekan, Impor Bisa Bengkak

Wike Dita Herlinda
25 August 2024 20:00

Train Tangguh 3, Teluk Bintuni, Papua Barat. (Dok. Kementerian ESDM)
Train Tangguh 3, Teluk Bintuni, Papua Barat. (Dok. Kementerian ESDM)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Permintaan gas alam yang terus naik di pasar domestik dinilai bakal menghadirkan tantangan bagi pasokan gas baku untuk produksi gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) di Indonesia, yang berujunng pada turunnya kinerja ekspor dan risiko membengkaknya impor komoditas dingin tersebut.

Produksi LNG Indonesia meningkat sebesar 7,4% secara anual atau year on year (yoy) pada 2023 menjadi 16,4 juta ton per tahun atau million tonnes per annum (mtpa), seiring dengan dimulainya proyek Tangguh Tahap 3 berkapasitas 3,8 mtpa pada akhir 2023, menurut data SKK Migas.

Adapun, ekspor LNG pada 2023 masih tumbuh sebesar 9% yoy menjadi 9,2 mtpa, sejalan dengan pertumbuhan produksi pada tahun yang sama. 

“Kami memperkirakan produksi LNG Indonesia akan meningkat lebih lanjut pada 2024 seiring dengan peningkatan produksi dan ekspor proyek Tangguh Tahap 3, tetapi dengan asumsi tidak terjadi penghentian operasional pabrik yang signifikan,” papar tim peneliti BMI —lengan riset Fitch Solutions, bagian dair Fitch Ratings — dalam laporannya, dikutip Minggu (25/8/2024).

Kargo perdana LNG dari Tangguh Train 3 di Papua Barat./dok. SKK Migas

Bagaimanapun, BMI juga mengantisipasi penundaan lebih lanjut dalam dimulainya proyek LNG Sengkang berkapasitas 2,0 mtpa.