Adapun secara bulanan (month-to-month/mtm) penjualan ritel AS drop 1% mtm, menyusul penurunan 0,2% mtm pada Februari, dan berada jauh di bawah ekspektasi pasar yang turun 0,4% mtm.
Anjloknya data penjualan ritel AS merupakan tanda tekanan biaya yang meningkat atas kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed). Hal ini membebani kesediaan konsumen untuk berbelanja.
Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, kenaikan IHSG pada pekan kemarin didorong oleh sentimen positif dari perilisan laporan keuangan serta antisipasi investor terhadap pembagian dividen.
Senada, analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG pekan kemarin ditutup menguat disertai dengan volume pembelian.
“IHSG masih berpeluang menguat kembali untuk menguji 6.840 - 6.855. Namun, waspadai apabila IHSG menembus 6.735,” jelas Herditya dalam riset harian yang diterbitkannya Senin (17/4/2023).
Herditya merekomendasikan saham-saham berikut, BBKP, EXCL, HMSP, dan KRYA.
Analis CGS-CIMB Sekuritas memaparkan, pada perdagangan kemarin IHSG ditutup menguat, bersamaan dengan investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp 1,93 triliun di reguler market.
Melihat hal tersebut, CGS-CIMB memperkirakan IHSG berpotensi bergerak sideways cenderung menguat dengan resistance 6.832 - 6.850, dan support 6.800 - 6.770. Dengan saham rekomendasinya ialah PGAS, INCO, ESSA, EXCL, AMRT dan BFIN.
(fad/wep)