Ryan menegaskan, pihaknya tidak menutup kemungkinan penyesuaian tarif BI-Fast pada masa mendatang. Namun, ia kembali menekankan bahwa saat ini pihaknya masih fokus meningkatkan layanan yang bersifat jangka pendek.
“Bagaimana kita bisa bangun sinergi yang baik antara infrastruktur yang disediakan BI dengan industri itu yang kita dorong dengan inisiatif,” ucapnya.
Sebagai informasi, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Rabu (21/8/2024), Gubernur BI Perry Wajiyo melaporkan volume transaksi BI-Fast tumbuh 65,08% (year-on-year/yoy) mencapai 301,41 juta transaksi. Sedangkan transaksi digital banking tercatat 1.845,27 juta transaksi atau tumbuh sebesar 30,50% (yoy).
Sementara layanan digital banking, lanjut Perry, sudah mencapai 1.845 juta transaksi atau tumbuh 30,5% yoy. Sedangkan transaksi uang elektronik tumbuh 22,6% yoy mencapai 1.272 juta transaksi.
Adapun transaksi menggunakan QRIS melonjak tajam, mencapai 207,5% yoy. Jumlah pengguna tercatat 51,43 juta dengan jumlah merchant 33,2 juta.
"Ini menunjukkan akseptasi dan preferensi masyarakat terhadap sistem pembayaran secara digital," ujar Perry.
Di sisi lain, transaksi dengan kartu ATM/debet turun 9,57% yoy atau 584 juta transaksi. Lalu transaksi kartu kredit naik 15,3% yoy menjadi 39,8 juta transaksi.
(ain)