Shinta menekankan pentingnya melanjutkan kebijakan yang sudah efektif dari pemerintahan Jokowi, mengingat pengalaman 10 tahun terakhir. Ia juga berharap agar pemerintahan mendatang tidak perlu mengulang proses yang sudah berjalan baik, tetapi fokus pada memperbaiki yang kurang efektif.
"Jadi yang kita tahu apa yang baik, yang bagus, dilanjutkan. Apa yang kurang harus diperbaiki. Nah itu tugas kami dari pelaku usaha yang menjalankan," tekannya.
Meski demikian, Shinta tidak merinci lebih jauh masukan-masukan apa saja yang diberikan Apindo. "Karena pada akhirnya nggak mungkin kita cuman mengandalkan [pemerintah], kita nggak bisa akan tumbuh tinggi tanpa adanya investasi. Jadi itu juga satu kunci."
Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyampaikan sejumlah asumsi dasar makro untuk Rancangan Anggaran Pendapatan Negara (RAPBN) 2025 dalam agenda Sidang Tahunan RI bersama dengan DPR RI, Jakarta, Jumat (16/8/2024).
Dalam pidato penyampaian asumsi makro RAPBN 2025, Jokowi menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi domestik diperkirakan sebesar 5,2%, ditopang oleh permintaan domestik karena kondisi ekonomi global yang stagnan. "Pemerintah akan selalu responsif terhadap dinamika moneter dunia," ujar dia.
Selain itu, asumsi inflasi dalam RAPBN 2025 diperkirakan sebesar 2,5%, dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di Rp16.100/US$. Suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun diasumsikan sebesar 7,1%.
Harga minyak mentah Indonesia (ICP) diperkirakan berada di US$82 per barel, dengan target lifting minyak sebesar 600 ribu per barel per hari dan gas bumi 1,005 juta barel setara minyak per hari.
(ain)