Dengan ambisi besarnya, Xiaomi harus bisa berkejaran dengan waktu demi membendung kerugian atas pengembangan EV di masa mendatang. Sebagai sebuah inisiatif baru smart EV dari Xiaomi awalnya mencatat kerugian 1,8 miliar yuan (setara US$252 juta) hanya di kuartal kedua.
“Kami percaya skala akan membawa keuntungan di masa depan. Saat ini saya hanya memiliki satu SKU, masih jauh dari apa yang kami sebut sebagai profitabilitas,” jelas dia.
Bulan Maret jadi waktu yang dipilih Xiaomi dalam peluncuran mobil listrik sport perdana mereka, SU7. Kontribusi penjualan SU7 dilaporkan signifikan memengaruhi 32% kenaikan pendapatan perusahaan pada kuartal kedua.
Dalam laporan keuangan, periode April hingga Juni Xiaomi meraih hampir 89 miliar yuan, setara US$12,5 miliar pendapatan, di atas ekspektasi industri. Laba perusahaan mencapai 6,2 miliar Yan.
EV dari Xiaomi menghasilkan 6,4 miliar yuan saat dua produsen Tesla dan BYD mendominasi pasar China. Harga SU7 215.900 yuan mampu diserap pasar. Pengiriman dilaporkan mencapai 27.307 unit, dilansir dari Shanghai Daily. Puluhan ribu pengiriman ke konsumen ini berarti Xiaomi kehilangan sekitar 60.000 yuan per mobil yang terjual (dengan basis yang disesuaikan), berdasarkan perhitungan Bloomberg.
Xiaomi SU7 dapat melaju dari 0 hingga 100 kpj dalam 2,78 detik, dengan kecepatan maksimal mencapai 265 km/jam. SU7 juga mampu menempuh jarak 800 km untuk satu kali pengisian daya. Meski begitu perangkat HP ponsel masih jadi kontributor utama. Posisinya juga mengalami pertumbuhan sebanding dengan brand smartphone lain seperti Huawei, vivo.
Baca Juga: Xiaomi hanya Kalah dari Apple dan Samsung di Pasar Ponsel Dunia
Harapan investor akan pengembangan EV ditunjukkan dengan kenaikan 8,5% harga saham Xiaomi pada perdagangan Kamis. EV adalah sumber pendapatan baru perusahaan sekaligus pembuktian Lei Jun, pendiri Xiaomi, atas visinya.
Lei Jun bahkan sejak Februari lalu tidak lagi fokus ke bisnis smartphone dengan mendelegasikan tugas tersebut kepada Presiden grup perusahaan, William Lu. Namun Lei Jun menegaskan, “Smartphone tetap menjadi bisnis inti kami.”
Kepemimpinan Lei Jun dalam pengembangan EV berikutnya sekaligus dapat membuktikan kembali Xiaomi seperti pada era kemunculan smartphone atau perangkat elektronik lain, yang menghadirkan fitur tercanggih dengan harga terbaik.
Mobil listrik Xiaomi akan jadi pertaruhan besar dengan gelontoran investasi US$10 miliar. Lei Jun menargetkan Xiaomi akan masuk jajaran produsen EV top dunia dalam 15 hingga 20 tahun ke depan.
(wep)