Logo Bloomberg Technoz

Sebanyak 387 saham menguat. Kemudian, 141 saham melemah, dan 232 saham tidak berubah.

Berdasarkan data Bloomberg, kenaikan IHSG tak lepas dari kenaikan sejumlah saham Big Caps, terutama saham BBNI dan BBRI yang mendukung penuh rebound-nya laju indeks saham secara keseluruhan di pagi ini.

Saham BBNI berhasil menguat 150 poin atau mencapai 2,84% ke posisi Rp5.425/saham. Dan juga saham BBRI yang melesat 125 poin atau menguat 2,47% ke posisi Rp5.175/saham.

Pada Kamis (22/8/2024) kemarin, IHSG menutup hari di 7.488,67. Anjlok 0,87% dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya.

Sejatinya IHSG tersengat sentimen dalam negeri, lantaran mencermati gejolak politik RI yang saat ini sedang cukup memanas terkait Pilkada 2024. Berbagai elemen masyarakat mulai dari buruh, mahasiswa, sipil hingga selebritas di berbagai daerah turut mengawal keputusan Mahkamah Konstitusi tentang syarat pencalonan.

Semalam, Wakil Ketua DPR-RI Sufmi Dasco menyatakan pengesahan RUU Pilkada tidak bisa dilakukan, dan parlemen menyerahkan pada KPU untuk mengeluarkan Aturan (PKPU) berdasarkan tafsiran MK.

Meski pernyataan itu terbit, sejumlah elemen masyarakat ditengarai masih akan berjaga-jaga mengantisipasi kemunculan akrobat lanjutan dari para elit politik. Dengan itu, tidak ada yang bisa memastikan apakah hari ini unjuk rasa tidak berlanjut lagi. Ketegangan masih tersisa. 

Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, peningkatan suhu politik dalam negeri nampaknya turut memicu profit taking di pasar saham Indonesia pada perdagangan Kamis (22/8/2024) kemarin. 

DPR-RI batal mengesahkan RUU Pilkada yang baru karena Rapat Paripurna yang tidak kuorum di Kamis, dan desakan penolakan dari elemen masyarakat.

Suhu politik Indonesia diperkirakan masih berpotensi memanas karena ada 2 jadwal penting di Kuartal IV-2024, yaitu pelantikan Presiden dan Wakil Presiden di Oktober 2024 dan Pilkada serentak di November 2024. 

“Meski data-data ekonomi domestik terbaru menunjukan kondisi yang masih relatif solid, namun meningkatnya risiko instabilitas politik domestik berpotensi membayangi outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia di Semester II-2024,” tulisnya.

(fad)

No more pages