Logo Bloomberg Technoz

Artinya, permintaan CPO akan bertambah. Saat permintaan bertambah, maka harga tentu akan naik.

“Langkah Indonesia untuk menaikkan menjadi B40 dan penurunan produksi pada kuartal I-2025 menjadi dasar kenaikan harga CPO,” kata Sathia Varga, Analis Senior Fastmarkets Palm Oil Analytics, seperti diberitakan Bloomberg News.

Selain itu, kenaikan harga minyak nabati pesaing juga menguntungkan bagi CPO. Kemarin, harga minyak keledai di bursa Dalian (China) dan Chicago Board of Trade (Amerika Serikat/AS) naik masing-masing 0,11% dan 0,07%.

Sedangkan harga minyak biji bunga matahari dan rapeseed bertambah masing-masing 0,17% dan 1,17%. Saat harga minyak nabati pesaing makin mahal, maka keuntungan menggunakan CPO akan bertambah karena berbagai komoditas tersebut bisa saling menggantikan.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), CPO sudah merangsek ke zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 52,21. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Namun perlu diperhatikan bahwa indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 100. Sudah paling tinggi, sangat jenuh beli (overbought).

Oleh karena itu, bukan tidak mungkin harga CPO akan mengalami koreksi. Target support terdekat ada di MYR 3.783/ton. Jika tertembus, maka MYR 3.732/ton bisa menjadi target selanjutnya.

Adapun target resisten terdekat adalah MYR 3.844/ton. Penembusan di titik ini berpotensi membawa harga CPO naik lagi menuju MYR 3.881/ton.



(aji)

No more pages