JP Morgan percaya bahwa sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga seperti perbankan, properti, dan otomotif akan diuntungkan dari kebijakan pelonggaran moneter tersebut.
“Kami lebih memilih eksposur melalui sektor perbankan dan properti dalam siklus saat ini,” terangnya.
Adapun Margin Bunga Bersih (Net Interest Margin/NIM) sebagian besar bank-bank di Indonesia tidak akan mengalami kenaikan selama siklus pemotongan suku bunga, tetapi perbankan bisa diuntungkan dari peningkatan dan perbaikan likuiditas, serta aliran modal -capital flow.
Menurut JP Morgan, saham BBRI merupakan salah satu bank yang bisa mengalami perbaikan Margin karena porsi tertinggi dari komposisi hasil pinjaman tetapnya berasal dari segmen mikro, dan akan diuntungkan dari pemangkasan suku bunga seiring dengan pengurangan Biaya Dana (Cost of Fund).
“Kami juga meyakini long duration assets seperti Perusahaan berbasis internet dan bank digital mendapatkan keuntungan dari tren suku bunga yang lebih rendah. Saham GOTO dan ARTO adalah pilihan kami dalam hal ini,” tulis JP Morgan.
Dalam risetnya, JP Morgan memberikan rating OW/ Overweight untuk saham BBRI.
Ini mencerminkan Analis memiliki keyakinan tinggi bahwa saham BBRI dapat mengungguli benchmark pasar, atau saham sejenis di industrinya.
Dengan demikian saham-saham pilihan JP Morgan i.a. BBRI, BBCA, BMRI, menyusul kemudian saham UNTR, ISAT, GOTO, MAPI, CTRA, dan PWON.
Senada, Analis RHB Sekuritas dalam riset terbaru juga memperkirakan Bank Indonesia akan memulai serangkaian pemangkasan suku bunga sebagai respons terhadap siklus penurunan suku bunga global.
“Secara khusus, diperkirakan bahwa BI akan menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 bps pada Oktober 2024, diikuti oleh empat penurunan tambahan sebesar 25 bps sepanjang tahun 2025,” terang Andrey Wijaya perihal antisipasi pemotongan BI-Rate.
Ia juga menyatakan Bank-bank kemungkinan besar akan langsung mendapatkan manfaat dari penurunan Biaya Dana (Cost of Fund) seiring dengan itu. Selain itu, risiko kualitas aset juga dapat melandai karena pembayaran bunga bulanan pada utang dengan suku bunga mengambang diperkirakan akan turun.
Lebih lengkap, RHB Sekuritas memaparkan, pemotongan suku bunga BI-Rate yang lebih awal dari perkiraan dapat berdampak positif pada saham-saham yang sensitif terhadap suku bunga, termasuk,
- Saham Bank, terutama bank-bank besar dengan likuiditas ketat, bank kecil hingga menengah, dan bank digital (top picks pertama adalah saham BBRI, kemudian BBNI, BBTN, BNGA, BBYB, dan BJBR)
- Saham Otomotif (Saham ASII, dan AUTO)
- Saham Properti (Saham PWON, dan SMRA)
- Saham Semen dan bahan bangunan (Saham SMGR, dan ARNA)
- Saham Perusahaan dengan eksposur utang tinggi (Saham JSMR, ADHI, WIKA, dan PTPP)
Rekomendasi dan Target Harga Saham BBRI berdasarkan data Bloomberg,
BBRI
- Buy: 31 Analis
- Hold: 3
- Sell: 1
Target harga 12 Bulan ke depan: Rp5.706/saham
Terbaru, Nicholas Santoso, Analis Verdhana Sekuritas Indonesia memberikan rekomendasi Buy pada saham BBRI dengan target harga Rp6.000/saham. Selanjutnya, Jayden Vantarakis, Analis Macquarie memberikan rekomendasi Buy/ Beli dengan rating Outperform target harga mencapai Rp6.630/saham.
(fad)