Bloomberg Technoz, Jakarta – PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Patra Niaga mengatakan telah melakukan pemangkasan harga avtur terhadap tiga bandara di wilayah Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) pada kisaran 14%—16% sejak Maret 2024.
Namun, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari mengatakan pemangkasan harga avtur tersebut tidak memberikan dampak signifikan terhadap penurunan harga tiket pesawat, yakni hanya sebesar 2%.
Adapun, Heppy mengatakan pemangkasan harga avtur pada kisaran 14% hingga 16% tersebut dilakukan pada Bandara Siborong-Borong Silangit (DTB), Bandara Internasional Lombok (LOP), dan Bandara Labuan Bajo (LBJ).
“Kemarin kita coba di 3 DPSP Danau Toba, Mandalika, Labuan Bajo, harga avtur turunkan 14% hingga 16%, tetapi harga tiket cuma turun 2%,” ujar Heppy kepada Bloomberg Technoz, Kamis (22/8/2024).

Menurut Heppy, penurunan harga avtur di wilayah DPSP dilakukan untuk mendukung pemerintah dalam peningkatan sektor pariwisata.
Di lain sisi, Kementerian Perhubungan memproyeksikan koreksi harga avtur sebesar 10% bakal berdampak pada penurunan harga tiket pesawat sebesar 4%.
Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati mengatakan proyeksi tersebut terjadi karena porsi avtur dalam struktur biaya operasi pesawat berkisar antara 35%—40%, tergantung jenis pesawat, panjang rute, dan hal-hal teknis lainnya. Namun, Adita memastikan avtur merupakan porsi komponen terbesar.
“Secara simulasi sederhana, apabila harga avtur dapat diturunkan sebesar 10% akan berdampak penurunan harga tiket [maskapai penerbangan] hingga 4%,” ujar Adita kepada Bloomberg Technoz, Rabu (21/8/2024).
Dari perspektif pakar, Ketua Umum Asosiasi Pengamat Penerbangan Indonesia (Apjapi) Alvin Lie mengestimasikan harga tiket pesawat hanya mengalami penurunan sekitar 1,75% bila pada akhirnya pemerintah mengatasi persoalan tingginya biaya avtur di dalam negeri.
Sebagai gambaran, Alvin mengasumsikan Pertamina hanya mengambil keuntungan atau margin sebesar 5% dari penjualan avtur selama ini. Bila perusahaan pelat merah itu hanya menerapkan harga pokok tanpa mengambil laba, penurunan tiket pesawat diproyeksikan hanya terjadi 1,75%.
“Avtur ini dalam biaya operasi penerbangan itu mencapai 35%. Jadi kalau Pertamina banting harga turun 5% harga avtur, kontribusinya terhadap biaya operasi penerbangan itu turun 5% dari 35% itu 1,75%. Apakah ini akan menurunkan harga tiket? Mungkin, tetapi tidak lebih dari 1,75%,” ujar Alvin saat dihubungi, Selasa (20/8/2024).
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berpendapat monopoli Pertamina dalam proses distribusi avtur bagi industri aviasi harus dihentikan, sebagai upaya menekan ongkos bahan bakar pesawat yang pada akhirnya dapat menurunkan harga tiket maskapai penerbangan.
Luhut mengatakan saat ini pemerintah sudah membuka kesempatan bagi badan usaha selain Pertamina untuk menyalurkan avtur di Indonesia.
“Sekarang kan harganya [avtur] sudah mulai turun karena kita buka [vendor pemasoknya], bukan hanya dimonopoli Pertamina lagi,” ujar Luhut saat ditemui usai konferensi pers Bali International Airshow 2024, Senin (19/8/2024) petang.
(dov/wdh)