Logo Bloomberg Technoz

Lelang SUN Banjir Peminat: Jaga Stabilitas Ekonomi & Politik

Azura Yumna Ramadani Purnama
22 August 2024 13:00

Pekerja merapihkan uang dolar AS dan rupiah di gerai penukaran uang di ITC Kuningan, Jakarta, Rabu (17/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Pekerja merapihkan uang dolar AS dan rupiah di gerai penukaran uang di ITC Kuningan, Jakarta, Rabu (17/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom menilai minat investor berinvestasi di instrumen Surat Utang Negara (SUN) tinggi karena meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve. Kendati demikian, ekonom mengimbau pemerintah untuk menjaga kestabilan perekonomian dan kestabilan politik ke depan.

Pada lelang SUN awal pekan ini, nilai penawaran yang masuk memecahkan rekor terbesar sepanjang tahun, mencapai Rp104,07 triliun. Ini menjadi nilai permintaan di kisaran ratusan triliun pertama kali, bahkan sejak 2023 lalu.

Ekonom Bank Danamon Hosianna Evalita Situmorang menjelaskan investor melihat imbal hasil instrumen keuangan RI memiliki tingkat yang menarik.

Pasalnya, The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga acuannya hingga ke level 4%-4,25% sampai akhir tahun ini. Sementara itu, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI rate diperkirakan serendah-rendahnya turun di level 5,5%.

“Selain itu, dengan solidnya pertumbuhan ekonomi Indonesia ini katalis positif untuk kestabilan nilai tukar rupiah. Jadi optimisme investor asing untuk investasi instrumen keuangan domestik terjaga,” ucap Hosianna kepada Bloomberg Technoz, dikutip Kamis (22/8/2024).