“Jadi saya kira atas dasar tertentu terutama faktor global yang menjadikan alasan atau dasar pemerintah menetapkan nilai tukar rupiah berada di Kisaran Rp16.100/US$ meskipun saat ini secara tren nilai tukar rupiah terhadap dolar AS itu mengalami penguatan,” ungkap Yusuf.
Ia menyebut, penetapan nilai tukar rupiah dalam RAPBN 2025 dirancang pemerintah untuk memastikan perubahan yang dapat muncul akibat konflik geopolitik serta ketidakpastian global yang dapat pengaruhi indikator asumsi makro.
“Sehingga ini yang kemudian menjadi dasar uncertainty yang disumbang dari konflik geopolitik di timur tengah itu masih akan menjadi tantangan tersendiri di tahun depan,” kata Yusuf.
Sementara ketidakpastian global, menurutnya dapat timbul akibat proses pemilihan Presiden di AS. Pasalnya, jika Calon Presiden Donald Trump terpilih ia terkenal akan kebijakannya yang protektif utamanya terhadap China.
“Hal ini ketika itu memberikan dampak terhadap tidak hanya negara-negara maju tetapi juga emerging market dimana kinerja ekspor negara-negara emerging market seperti Indonesia harus mengalami penyesuaian dan perlambatan,” terangnya.
Ditemui pada kesempatan berbeda, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menyatakan asumsi kurs Rp16.100/US$ dalam RAPBN 2025 mencerminkan sikap antisipatif dan konservatif pemerintah.
Menurut dia, kondisi global dalam jangka pendek ini memang sedang berpihak kepada Indonesia, tercermin dengan aliran modal masuk yang meningkat dan menurutnya hal tersebut menandakan kepercayaan investor terhadap fiskal RI.
“Sehingga dengan banyak negara yang mengalami dan menghadapi tantangan yang sama secara global Indonesia termasuk yang diminati untuk kemudian capital inflow,” ujar Febrio saat ditemui pewarta di Kompleks DPR RI, Rabu (21/8/2024).
Dengan begitu, Febrio menegaskan bahwa pengelolaan fiskal perlu terus dijaga kehati-hatiannya sembari menyiapkan langkah selanjutnya untuk masa mendatang.
“Tentunya itu harus kita kelola dalam jangka pendeknya artinya apa, tapi kita juga harus siapkan, namanya APBN 2025, jadi kita horizonnya lebih lengkap sehingga kita dapat asesmen yang lebih lengkap,” tutup Febrio.
(azr/lav)