"Anggaran IKN di RAPBN 2025 memang jauh lebih kecil dari tahun ini. Tapi emiten konstruksi berupaya diversifikasi mengembangkan proyek di luar pemerintah, kita perlu lihat sejauh mana keberhasilan diversifikasinya."
Imbas Rebalancing MSCI
Sementara itu, Head of Equity Research Kiwoon Sekuritas Sukarno Alatas menilai bahwa kenaikan sejumlah saham BUMN konstruksi tersebut imbas dari rebalancing index Morgan Stanley International (MSCI).
Dalam rebalancing itu, WIKA menjadi salah satu anggota atau konstituen baru dalam Indeks MSCI Small Cap Index.
"Kenaikan saham-saham BUMN bermula kenaikan saham WIKA yang mendapat sentimen positif krn masuk indeks MSCI, kemudian saham BUMN karya lainnya mengikuti," ujar Sukarno.
Kontrak Proyek IKN
Hingga semester I-2024, WIKA mencatatkan kontrak baru Rp10,25 triliun, atau setara 20% dari total order book perseroan yang senilai Rp54 triliun.
Proyek tersebut meliputi pembangunan berbagai infrastruktur gedung pemerintahan, properti, hingga EPC (Engineering-Procurement-Construction).
Sekretaris Perusahaan WIKA Mahendra Vijaya belum mengungkapkan berapa nilai proyek dari IKN. Namun, ia memastikan, sebagian besar kontrak proyek WIKA saat ini berasal dari proyek pemerintah.
"Kontrak kami dari pemerintah melalui APBN itu biasanya sekitar 70%."
Sekretaris Perusahaan WIKA Mahendra Vijaya
"Kontrak kami dari pemerintah melalui APBN itu biasanya sekitar 70%," ujar Mahendra.
Sementara itu, PTPP tercatat telah mengantongi kontrak proyek sebesar Rp9,65 triliun. Sebagian nilai kontrak berasal dari proyek Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), jalan tol, hingga infrastruktur penunjang lainnya.
Jumlah tersebut juga masih lebih kecil 16,84% dari torehan proyek baru pada periode yang sama tahun sebelumnya atau semester I-2023 yang kala itu tercatat sebesar Rp11,62 triliun.
Lalu, ADHI tercatat juga mengantongi kontrak baru mencapai Rp10,2 trilun, turun 2,96% secara tahunan.
Dari perolehan kontrak baru tahun ini, sebagian proyek berasal dari pembangunan Istana Wakil Presiden di IKN, jalan tol, hingga jembatan dikawasan IKN.
Hanya untuk Jangka Pendek
Sukarno tak menampik, ada peluang untuk saham BUMN Karya. Terlebih, valuasinya saat ini sedang murah.
Namun, ia menyarankan untuk tidak menggunakan time frame jangka panjang jika masuk ke saham BUMN Karya.
"Saham emiten BUMN karya ini tetap jadi perhatian pelaku pasar karena selain ada emiten yang memiliki kinerja positif, valuasi saham BUMN karya juga relatif murah."
Sementara, Analis Kanaka Hita Solvera William Wibowo menilai, ketiga saham BUMN Karya tersebut saat ini tengah berada dalam koreksi usai mengalami penguatan signifikan. Koreksi ini masih dinilai wajar.
Secara teknikal, berikut rekomendasinya.
- ADHI : Buy on Weakness, Support 244 & Resistance 320
- PTPP : Buy on Weakness, Support 384 & Resistance 486
- WIKA : Buy on Weakness, Support 236 & Resistance 380
(ibn/dhf)