Ketiga, ditempati oleh Bank Swasta Nasional yang terdiri atas 73 bank dengan nominal insentif yang disalurkan BI sebesar Rp109 triliun.
Sementara itu, yang terkecil ditempati oleh Kantor Cabang Bank Asing (KCBA) dimana insentif likuiditas KLM disalurkan hanya ke 7 bank dengan nominal sebesar Rp3,69 triliun.
“Ke depan kita terus mendorong ini dan evaluasi apabila ada penyesuaian-penyesuaian sektor yang akan didorong,” pungkas Juda.
Penyaluran Insentif ke Sektor Padat Karya
Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan setiap enam bulan pihaknya melakukan evaluasi dan pembahasan atas penyaluran insentif KLM, kedepannya insentif KLM akan didorong pada sektor-sektor padat karya.
“Pada waktunya kami akan kaji insentif likuiditas yang sektor-sektor penciptaan lapangan kerja. Bagi bank-bank yang menyalurkan ke sektor itu kami akan berikan insentif likuiditas, tapi itu akan kami review pada waktunya,” ujar Perry dalam konferensi pers itu.
Asal tahu saja, sebelum BI melonggarkan sektor-sektor yang mendapatkan insentif tersebut, BI hanya memasukan sektor minerba, non minerba, perumahan, pariwisata sebagai sektor prioritas yang apabila perbankan menyalurkan kredit ke sektor tersebut maka mendapatkan insentif KLM.
Terkini, terdapat tambahan sektor baru yang akan memperoleh insentif KLM yakni sektor penunjang hilirisasi, konstruksi dan real estate produktif, ekonomi kreatif, otomotif, perdagangan, listrik-gas-air bersih (LGA), dan jasa sosial.
(azr/lav)