Logo Bloomberg Technoz

3 Tantangan 

Di lain sisi, Wilson mengatakan Indonesia memiliki 3 tantangan dalam pengembangan energi surya.

Pertama, permintaan yang terbatas dan eksekusi yang tertunda. Dalam paparannya, Wilson menjelaskan, permintaan untuk TKDN panel surya terbatas hanya untuk proyek PLN dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), eksekusi untuk proyek PLN biasanya membutuhkan lebih banyak waktu daripada perkiraan sebelumnya.

Dampaknya, skalabilitas untuk invetsasi pabrik menjadi terbatas, termasuk untuk pengembangan hulu dan kurangnya kepastian pada pesanan pembelian.

Kedua, ekosistem industri lokal yang belum matang. Hal ini disebabkan kurangnya pemasok lokal dan berkualitas untuk mencapai TKDN yang diperlukan.

"Kalau peraturan menteri perindustrian [Permenperin] sebelumnya mewajibkan TKDN 40% atau 60% untuk capai angka itu kita sangat bergantung pada industri pendukung lainnya seperti EVA film, tempered glass, solar silicon, PV ribbon," ujarnya. 

Selain itu, komponen pembelian lokal untuk yang seusai dengan TKDN lebih mahal. Dampaknya, biaya produksi menjadi lebih tinggi dan keberhasilan terhadap TKDN bergantung pada industri pendukung.

Ketiga, persyaratan TKDN tidak sejajar dengan dukungan. Dalam hal ini, Wilson mengatakan tidak ada insentif fiskal yang diberikan khusus untuk investasi sel surya dan panel surya yang teknologinya berkembang pesat.

Dampaknya, pabrikan lokal mendapatkan posisi yang sulit untuk bertanding melawan harga pasar global.

(dov/wdh)

No more pages