Logo Bloomberg Technoz

Namun perlu menjadi perhatian bahwa indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 90,57. Sudah di atas 80, tergolong jenuh beli (overbought).

Harga emas sudah melewati pivot point di US$ 2.508/troy ons. Dari sini, target support terdekat adalah US$ 2.497-2.483/troy ons.

Adapun target resisten terdekat adalah US$ 2.514/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.524/troy ons berpotensi menjadi target selanjutnya.

Arah Suku Bunga

Perhatian pasar pekan ini akan tertuju ke acara Jackson Hole Symposium. Dalam acara tersebut, Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve Jerome ‘Jay’ Powell dijadwalkan memberi pidato.

Investor perlu mencermati ‘suasana kebatinan’ dan arah kebijakan moneter The Fed. Namun berdasarkan notula rapat (minutes of meeting) terbaru, sepertinya kemungkinan penurunan suku bunga acuan kian terkonfirmasi.

“Beberapa peserta melihat bahwa perkembangan terbaru data inflasi dan kenaikan tingkat pengangguran telah membuka peluang penurunan suku bunga acuan sebanyak 25 basis poin (bps). Mayoritas peserta berpendapat bahwa jika ke depan data yang ada terus sesuai dengan ekspektasi, maka akan menjadi layak (appropriate) untuk melonggarkan kebijakan moneter pada rapat selanjutnya,” sebut notula itu.

Mengutip CME FedWatch, peluang pemangkasan 25 bps ke 5-5,25% bulan depan adalah 62%. Sementara probabilitas pengguntingan 50 bps menjadi 4,75-5% adalah 38%.

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.

Wayne Gordon, Commodities Strategist di UBS Global Wealth Management, memperkirakan harga emas akan naik jika suku bunga sudah benar-benar turun. “Harga emas bergerak menuju US$ 2.700/troy ons sekitar pertengahan 2025,” katanya, seperti dikutip dari Bloomberg News.

(aji)

No more pages