Logo Bloomberg Technoz

Sebelumnya, 34 dari 36 Ekonom/ Analis yang disurvei oleh Bloomberg memprediksi Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga acuan BI-Rate di 6,25% untuk pertemuan keempat berturut-turut, dengan dua di antaranya memperkirakan pemangkasan seperempat poin.

Pergerakan BI-Rate di 2024 (Bloomberg)

Dengan demikian, ini adalah posisi BI-Rate di level saat ini untuk bulan ke-lima berturut-turut.

Pada kesempatan yang sama BI memperkirakan Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) akan memangkas suku bunga kebijakan Fed Fund Rate (FFR) sebanyak dua kali pada 2024, dan tiga kali pada 2025.

Perry Warjiyo menyatakan, perkiraan ini merupakan hasil analisis dalam agenda RDG-BI. Perkiraan ini didasari atas data-data terbaru Ekonomi AS, pernyataan di Komite Pasar Terbuka (Federal Open Market Committee/FOMC), konferensi pers Minutes of Meeting, dan juga estimasi pasar.

“Kami dalam dua hari ini diskusi bahwa baseline dengan probabilitas 75% ke atas, FFR akan turun dua kali tahun ini, yaitu mulai September dan November atau Desember masing-masing 25 basispoin," papar Perry.

Dari pasar global, rilis risalah rapat FOMC The Fed tadi malam menunjukkan sinyal dovish yang kuat. Pembuat kebijakan di Bank Sentral paling berpengaruh di dunia itu mengakui adanya alasan yang masuk akal untuk mulai memangkas suku bunga.

Gubernur The Fed Jerome Powell akan memiliki kesempatan untuk memberikan kejelasan lebih lanjut kepada para investor saat ia berbicara di simposium ekonomi Jackson Hole pada Jumat, esok waktu setempat.

“Notulen the Fed menghapus semua keraguan mengenai penurunan suku bunga di September,” kata Jamie Cox di Harris Financial Group, seperti yang diwartakan Bloomberg News.

Tingkat Suku Bunga The Fed. (Bloomberg)

Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, semua mata tertuju pada rilis data Fed Minutes atau naskah dari pertemuan Federal Reserve pada Juli lalu, dan pidato Jerome Powell di simposium ekonomi di Jackson Hole, AS pada Jumat.

“Pidato Powell akan dipantau oleh pelaku pasar untuk mencari petunjuk mengenai waktu dan besaran pemangkasan suku bunga acuan tahun ini dan tahun depan,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.

Selanjutnya, pasar juga sepertinya mulai mencermati dinamika perpolitikan dalam negeri. Perubahan ambang batas dukungan Partai Politik dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), dan juga syarat usia diprediksi dapat membawa defisit fiskal makin lebar tahun ini. 

Dewan Perwakilan Rakyat-RI hari ini dijadwalkan menggelar rapat lanjutan, yaitu Rapat Paripurna perihal RUU Pilkada setelah merespons keputusan Mahkamah Konstitusi yang sebelumnya mengubah secara signifikan peta politik di Indonesia jelang Pilkada pada November nanti.

"Perubahan ambang batas dukungan partai politik untuk Pilkada 2024 berpotensi memicu pelebaran defisit fiskal," terang Lionel Priyadi, Fixed Income and Macro Strategist Mega Capital.

Bila Pilkada di banyak daerah digelar melawan kotak kosong atau ‘lawan boneka’, status quo diprediksi akan memperbanyak belanja Bantuan Sosial untuk memenangkan suara. “Belanja Bansos pasti digenjot apabila Pilkadanya lebih kompetitif. Alhasil, belanja Bansos Pemerintah akan meningkat sementara penerimaan negara terbukti tidak bisa mengejar. Ini bisa membuat defisit kita makin lebar,” jelas Lionel.

Hitungan Analis, defisit fiskal tahun ini bisa melebar ke 2,8%–3%. Posisi defisit fiskal Indonesia pada 12 Juli months trailing, menurut hitungan Mega Capital Sekuritas, sudah minus mencapai 2,7% terhadap Produk Domestik Bruto.

Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, masih dari dalam negeri, RDG-BI memutuskan menahan suku bunga acuan di 6,25% (21/8/2024). Hal yang menarik adalah BI memperkirakan nilai tukar Rupiah di 2024 lebih kuat dari ekspektasi sebelumnya. BI memperkirakan nilai tukar Rupiah berpotensi menguat sampai dengan Rp15.300/US$.

“IHSG berpeluang uji resistance 7.580 di Kamis (22/8/2024), meski perlu tetap waspadai potensi profit taking. IHSG menjaga bullish trend dengan lanjutkan penguatan di Rabu (21/8/2024) kemarin. Kekhawatiran sell-on-news nampaknya tidak terjadi pada hari ini. Pasar juga cenderung mengabaikan indikasi overbought pada Stochastic RSI,” tulisnya.

Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi BBRI ,BRIS, NISP, GJTL, dan ERAA.

(fad/wep)

No more pages