Logo Bloomberg Technoz

Jelas terlihat bahwa permintaan bahan bakar mesin berat di semua sektor mulai dari armada truk hingga peralatan konstruksi melemah di banyak negara ekonomi besar dunia. 

Hal ini dipandang sebagai pertanda awal dari melemahnya kegiatan industri dan penurunan pengeluaran konsumen yang membuat para pengamat resesi mulai waspada. 

"Permintaan diesel bisa menjadi indikator utama bagi pertumbuhan yang lebih luas dan pertanda awal bahwa pengeluaran rumah tangga pun melemah," ujar Ben Ayers, ekonom senior Nationwide Economics di AS. 

"Penurunah permintaan akan diesel yang sudah diperkirakan ini sejalan dengan penambahan risiko resesi di seluruh negara," tambahnya. 

Harga diesel, yang sempat dipandang sebagai bahan bakar penting setelah invasi Rusia ke Ukraina mengganggu jaringan perdagangan, kini turun di tengah kekhawatiran bahwa negara-negara ekonomi terbesar dunia akan mengalami kesulitan di masa depan. 

Para ekonomi mengatakan kemungkinan terjadi resesi dalam satu tahun ke depan adalah 65% untuk Amerika Serikat (AS) dan 49% untuk Eropa. 

Inventori diesel komersil China (Sumber: Bloomberg)

Risiko China mengalami resesi lebih rendah tetapi negara yang sedang mulai pulih dari pembatasan ketat Covid-19 akan tetap memerlukan pemulihan besar-besaran dalam waktu cepat di sektor kepercayaan konsumen. 

Sebagian besar penyebab penurunan permintaan diesel ini bisa dikaitkan dengan pengoperasian truk, yang mempergunakan sekitar 60% diesel di China dan 70% di AS. 

Data dari Kementerian Transportasi China menunjukan jumlah truk yang beroperasi di jalan tol China turun 8% di minggu pertama April. 

Sementara data OilChem memperlihatkan di awal April cadangan nasional China, kecuali dari kilang milik pemerintah, mencapai angka tertinggi dalam delapan bulan.

Sebuah survei memperlihatkan bahwa penurunan permintaan terjadi setelah secara tak terduga kegiatan manufaktur di China turun di bulan Maret dan menyebabkan penurunan dalam produksi pabrik di wilayah Asia lain. 

Negara-negara ekonomi baru Asia, termasuk Indonesia yang memotong subsidi pemerintah pada bahan bakar, juga mengalami penurunan permintaan akibat perlambatan pertumbuhan. 

Tren serupa terjadi di berbagai wilayah dunia lain.

"Permintaan di Eropa sudah rendah selama akhir tahun lalu karena penurunan penggunaan mesin penghangat, dan tantangan-tantangan makro juga menutupi perkiraan permintaan," ujar Koen Wessel, analis produksi minyak di Energi Aspects Ltd. 

Di AS, penggunaan truk, yang berarti permintaan diesel, berkurang akibat penurunan produksi pabrik, konstruksi rumah, dan sektor ritel, ujar Bob Costello, ekonom dari Asosiasi Transportasi Truk Amerika.

Menurut perusahaan yang mengamati rantai penawaran FreightWaves, volume transportasi truk pada Maret mencapai titik terendah dalam lima tahun terakhir. 

Akar penyebab penurunan transportasi truk adalah perubahan pola pengeluaran konsumen: Pembelian melalui internet untuk mengatasi kebosanan di masa pandemi berdampak positif pada sektor liburan dan mencari pengalaman.

Permintaan diesel AS (Sumber: Bloomberg)

Ketika inflasi menekan anggaran rumah tangga, hal pertama yang dihentikan oleh masyarakat adalah berhenti membeli barang konsumen murah seperti minuman soda yang dikenal di dunia industri transportasi truk sebagai "pengiriman volume besar."

"Setiap kali kita melihat konsumen tertekan karena inflasi, yang terkena dampak adalah barang-barang murah yang bisa dikirim dalam volumen besar," ujar Craig Fuller, CEO FreighWaves. 

Keputusan individu seperti berhenti membeli soda menambah dampak makro yang mengurangi jumlah total barang yang dikirim ke seluruh wilayah negara. 

Pengurangan permintaan diesel di AS sangat terasa di wilayah pantai barat negara itu, di mana terjadi PHK massal di sektor teknologi dan krisi bank yang membuat wilayah itu tertekan secara finansial. 

Di sana, permintaan diesel turun 5% tahun ini, dua kali lebih besar dari angka rata-rata nasional. 

Impor kontainer AS yang merupakan konsumen terbesar diesel mulai dari truk hingga kereta yang membawa kontainer ke seluruh wilayah negara juga mengalami tekanan. 

Di Los Angeles, pengapalan ke dalam negeri berada di angka terendah sejak Maret 2020.

Di China, yang mengapalkan sebagian besar kargo itu, pengiriman di pelabuhan-pelabuhan utama turun 5% di minggu pertama April. 

"Kita akan melihat penurunan permintaan diesel di China di semester kedua tahun ini," ujar Mia Geng, dari konsultan sektor minyak China FGE. "Dengan masalah ekonomi global, terutama di Barat, China harus bergantung pada konsumen dalam negeri guna mendukung sektor manufaktur mereka."

Kontainer masuk di California turun (Sumber: Bloomberg)

Akan tetapi tidak semua negatif. Permintaan akan diesel jenis sulfur rendah di Eropa diperkirakan akan naik 9% pada periode Maret dan Juli. Menurut Janiv Shah dari Rystad Energi hal ini didukung oleh liburan tengah tahun,

Pemerintah Prancis hampir dipastikan akan menambah cadangan strategisnya, setelah melepas jutaan barel produk-produk minyak akibat aksi mogok yang marak terjadi. 

Akan tetapi, menurut Fuller dari FreightWaves permintaan akan diesel di Amerika tidak akan segera normal karena tidak ada stimulus dari pemerintan untuk merangsang perekonomian. 

Permintaan diesel berbeda dengan bensin di mana harga tinggi akan mengurangi penggunaan bahan bakar dan warga akan kembali mempergunakan kendaraan ketika harganya turun. 

Sementara itu, barang-barang tidak ditransportrasikan hanya karena biayanya murah, ujar Fuller; mereka melakukan itu karena "ada seseorang di ujung sana yang melakukan pesanan dan siap menerimanya."

(bbn)

No more pages