"Serta akses keperawatan dan RS lemah. Dan interaksi hewan liar juga bisa meningkatkan risiko pada anak-anak," tambah Dicky.
Artinya dari faktor-faktor tersebut, Dicky menilai perlindungan anak-anak ini dan ibu hamil harus dimulai dari respons yang sangat cepat dari pemerintah.
Agar penularan ini tidak menyebar kepada kelompok yang berisiko.
"Juga komprehensif terhadap kelompok-kelompok berisiko tadi supaya tidak menyebar akhirnya ke masyarakat kelompok yang rawan," tandas Dicky.
Sebelumya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan hingga saat ini sudah ada 88 kasus cacar monyet atau Mpox di Indonesia.
Menurut data yang diungkapp Plh. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Yudhi Pramono mengatakan sebaran kasus cacar monyet (Mpox) di Indonesia terbanyak di wilayah DKI Jakarta. Lalu disusul oleh Jawa Barat, Banten, dan beberapa wilayah lainnya.
Dari total 88 kasus, Yudhi melanjutkan sebanyak 87 orang telah dinyatakan sembuh. Dari tren kasus yang terkonfirmasi, terbanyak terjadi di Oktober 2023, menurut data dari 2022-2024.
Yudhi menambahkan, 54 kasus memenuhi kriteria untuk dilakukan whole genome sequencing (WGS) untuk mengetahui varian virusnya.
“Dari 54 kasus tersebut diketahui merupakan varian Clade IIB. Varian ini mayoritas menyebarkan wabah cacar monyet atau Mpox pada 2022 hingga saat ini dengan penularan sebagai besar karena kontak seksual,” ujar Yudhi.
(dec/spt)
