Logo Bloomberg Technoz

Pada dasarnya, dia memproyeksi pertumbuhan ekonomi AS semester II 2024 akan melambat, demikian juga tingkat inflasi AS yang sudah mulai mengarah pada sasaran inflasi jangka panjang, yakni 2%.

Perkembangan data ekonomi AS, seperti angka pengangguran, juga mendukung arah kebijakan The Fed yang cenderung akan menurunkan suku bunga kebijakan.

Kendati demikian, bank sentral juga melihat skenario potensi risiko dengan probabilitas 50%-75%, bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga kebijakan sebanyak dua kali pada tahun ini, dan hanya menurunkan FFR dua kali pada tahun depan.

Perry menilai penurunan FFR akan lebih banyak berpengaruh pada penurunan imbal hasil atau yield suku bunga obligasi AS atau US Treasury (UST) tenor 2 tahun.

"Ke depan sejalan dengan penurunan FFR, suku bunga UST tenor 2 tahun yang pada kuartal II 4,8%, di kuartal III bisa turun jadi 3,9% dan nanti akan turun ke 3,5% pada kuartal I 2025. dan terus turun seiring dengan penurunan FFR," tutur Perry.

Sementara itu, FFR juga mempengaruhi yield UST tenor 10 tahun, meski tidak selalu secara langsung dan tak berdampak besar. Pasalnya, UST 10 tahun juga ada hubungannya dengan pembiayaan defisit fiskal AS.

"Kemungkinan yield (UST 10 tahun) hanya turun 3,8% pada kuartal I, dan kuartal II juga 3,8% dan kuartal III-IV baru bisa 3,6%-3,7% tahun depan," kata Perry.

Selain itu, terjadi pula pelemahan dolar AS terhadap berbagai mata uang dunia. "Memang pelemahan dolar AS itu dipengaruhi FFR UST tapi juga risiko geopolitik dan Pilpres AS," tandas Perry.

(lav)

No more pages