2. Dengan terbentuknya Indonesia Sustainability Council (Dewan Keberlanjutan Indonesia), bisakah Anda ceritakan tentang tangung jawab & peran dewan tersebut?
ISC didirikan sebagai perpanjangan tangan dari Board Sustainability Committee yang dimiliki oleh DBS Group. DBS telah menjadi bank Singapore pertama yang bergabung dengan United Nations-convened Net-Zero Banking Alliance pada tahun 2021 dan berkomitmen untuk mencapai net zero pada tahun 2050 atau lebih cepat. Oleh karena itu, memiliki dewan keberlanjutan akan memberikan fokus yang lebih besar atas agenda keberlanjutan yang merupakan strategi kunci dalam implementasi prinsip-prinsip keberlanjutan.
ISC (Indonesia Sustainability Council) akan membantu memonitor implementasi terkait program keberlanjutan di Indonesia market, sebagai salah satu market utama dari DBS, sebagai bank regional.
Secara garis besar, ISC memiliki wakil dari setiap unit bisnis maupun non-bisnis di dalam Bank DBS Indonesia, yang akan menentukan strategi yang relevan pada masing-masing unit dan akan memantau dan mengevaluasi efektivitas dari pencapaian target atau KPI yang telah disetujui bersama secara periodik. Kami ingin prinsip keberlanjutan menjadi DNA dalam menjalani kehidupan kami baik sebagai profesional pegawai bank maupun dalam keseharian kami, sehingga kami dapat mempercepat dan memperluas dampak kami as One Bank bagi dunia, terutama bagi Indonesia.
3. DBS mendukung Net Zero 2050 sebagai inisiatif Climate Risk Management. Bagaimana perkembangan Net Zero 2050 saat ini? Apa yang akan menjadi fokus utamanya?
Bank DBS (Group) telah menargetkan 9 sektor industri yang diyakini memberikan dampak karbon terbesar di dunia yaitu energi, oil & gas, otomotif, penerbangan, steel, real estate, shipping, food & agribusiness dan chemical. Rangkuman pencapaian terhadap target climate kami dilaporkan pada 2023 DBS Sustainability Report.
Kami melihat potensi yang besar pada keseluruh industri, karena pada dasarnya seluruh industri dan sektor memiliki peluang yang sama untuk bertransisi dan berkontribusi pada lingkungan. Diantara begitu banyak inisiatif keberlanjutan yang berbeda-beda per sektor, beberapa contoh area yang potensial adalah transisi energi, energi baru terbarukan, EV (Electric Vehicle) value chain dan nature-based solution.
4. Mengatasi dekarbonisasi dan Net Zero jelas sejalan dengan target nol karbon pemerintah Indonesia. Bisakah Anda menjelaskan tiga pilar keberlanjutan yang menjadi panduan Bank DBS?
Bank DBS Indonesia memiliki tiga pilar keberlanjutan, yakni:
Pillar 1 – Perbankan yang Bertanggung Jawab (Responsible Banking) : Bank DBS Indonesia mendukung nasabah kami untuk menjadi lebih berkelanjutan dan bertransisi menuju model bisnis rendah karbon, mengintegrasikan Keberlanjutan ke dalam solusi pembiayaan dan peluang investasi, serta mendemokratisasi layanan perbankan untuk memenuhi kebutuhan spesifik nasabah kami melalui:
⮚ Pembiayaan yang Bertanggung Jawab (Responsible Banking)
⮚ Kehidupan Berkelanjutan (Sustainable Living)
⮚ Inklusi Keuangan (Financial Inclusion)
Pillar 2 – Praktik Bisnis yang Bertanggung Jawab (Responsible Business Practices) pada praktik operasional Bank DBS: secara berkesinambungan memasukkan pertimbangan lingkungan dan sosial dalam kegiatan operasional Bank.
Pillar 3 – Menciptakan Dampak Melebihi Layanan Perbankan (Impact Beyond Banking) : Sejak tahun 2014 hingga 2023, Bank DBS Indonesia melalui pelaksanaan program-program DBS Foundation berfokus pada hal-hal berikut:
⮚ Business for Impact – Membina dan mengembangkan Usaha Sosial dan UKM yang memiliki dual bottom line melalui Dana Hibah DBS Foundation Business for Impact
⮚ People of Purpose – Sebuah program kesukarelawanan karyawan dalam bentuk menyumbangkan waktu dan keterampilan mereka guna memberikan kontribusi yang berarti kepada komunitas tempat kami tinggal dan bekerja dengan jumlah 12 jam per karyawan
⮚ Brand Campaign – Sebelumnya #MakanTanpaSisa, namun kini telah diperluas menjadi Food Rescue Warrior - membangun ketahanan pangan melalui redistribusi dan pemanfaatan kembali makanan
5. Bank DBS telah berkontribusi secara finansial terhadap pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Bagaimana bentuk pembiayaan ini sekarang, dan bagaimana kelanjutannya di masa mendatang?
Pada 2023, Bank telah mencatat total Rp6,1 triliun untuk penyaluran kredit bertema ESG termasuk sustainability loan hingga akhir 2023. Pembiayaan untuk proyek energi bersih menyumbang sekitar 33% dari total portofolio pembiayaan hijau Bank. Angka ini diharapkan akan meningkat seiring dengan komitmen Bank DBS untuk meningkatkan investasi dalam proyek-proyek ramah lingkungan dan mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon. Melalui inisiatif dan komitmen ini, Bank DBS berusaha untuk terus memimpin dalam pembiayaan energi bersih dan mendukung pengembangan ekonomi hijau di kawasan ASEAN, termasuk Indonesia.
Untuk tahun 2024, kami tetap menargetkan double-digit growth untuk portfolio sustainable loan kami. Selama paruh pertama tahun 2024, Bank DBS Indonesia telah menyalurkan pendanaan untuk proyek ESG di antaranya adalah pendanaan sosial kepada PNM (Permodalan Nasional Madani), pendanaan transisi energi kepada PT Indo-Rama Synthetics Tbk., pendanaan biodiesel kepada Permata Group dan lain-lain.
6. Apa pendapat Anda mengenai target Indonesia untuk mencapai nol karbon? Dan apa yang menurut Anda merupakan aspek tersulit dalam mewujudkannya?
Indonesia adalah salah satu negara yang sudah berani mengumumkan keseriusan komitmennya atas nol karbon target di tahun 2060. Komitmen ini sudah ditunjukan melalui peraturan / policy yang dibuat untuk mendorong majunya pendanaan keberlanjutan. Di dalam pelaksanaan keberlanjutan strategi kami, kami memang menghadapi beberapa tantangan, seperti: bagaimana membangun kesadaran untuk selalu mempertimbangkan aspek keberlanjutan dalam setiap pertimbangan bisnis dan dalam setiap capital expenditure / investment yang dibuat oleh suatu Perusahaan, bagaimana mempersiapkan data yang akurat, dan lain-lain, namun kami melihat adanya progress yang positif dan kami tidak akan putus asa untuk terus mengumandangkan pentingnya prinsip keberlanjutan dalam menjalankan kehidupan kita, tidak terkecuali bagaimana kita mengarahkan bisnis kita.
7. Di bidang perbankan dan pembangunan berkelanjutan, apa harapan Anda untuk Indonesia?
Harapan kami tentunya semakin banyak pemangku kepentingan lainnya yang turut mendukung agenda keberlanjutan ini bersama-sama, karena dituntut komitmen dari semua pihak untuk memerangi isu global warming dan mencapai net zero emission sesuai komitmen negara kita. Bank DBS Indonesia siap untuk memainkan peran kami dengan sebaik mungkin dan menjadi Trusted Advisor bagi perusahan yang ingin turut berkontribusi dan bertransisi ke energi yang lebih hijau. Kami baru saja mendapatkan penghargaan 2024 EuroMoney awards sebagai “best bank in ESG” di Indonesia. Penghargaan ini merupakan milestone baru, yang kami raih bersama dengan kerja keras para nasabah dan stakeholders kami. Kami akan menjadikan penghargaan ini sebagai bekal untuk terus memberikan yang terbaik bagi nasabah kami dan bagi negara Indonesia.
(tim)