Logo Bloomberg Technoz

“Hanya 2 tahun sesudah pandemi kita sudah fokus konsolidasi, banyak negara terbawa arus dengan pandemi karena memang scaring effect pandemi sangat dalam di berbagai negara. Banyak negara di 2022-2023 yang terokupasi dengan kondisi pandemi yang perlu terjadinya stimulasi,” ucap Sri Mulyani.

Kondisi tersebut, lanjutnya, menyebabkan kondisi fiskal banyak negara yang tidak memulai konsolidasi karena masih harus menstimulasi perekonomian yang pada akhirnya menyebabkan kebijakan fiskal dan moneter menurun sangat tajam.

Bendahara Negara menjelaskan saat kondisi fiskal dan moneter negara-negara tersebut mengalami pengetatan, negara tersebut harus terhantam kenaikan suku bunga yang cukup tinggi.

“[Sementara] kita relatif baik, kita pemulihan pasca pandemi kita dengan segera melakukan konsolidasi fiskal,” pungkasnya.

Sebagai informasi, sebagaimana dilansir Bloomberg News taper tantrum adalah pengumuman pengetatan kembali kebijakan moneter Bank Sentral AS yang terjadi pada tahun 2013.

Kala itu, ketua The Fed Ben Bernanke menyatakan pada Mei 2013 bahwa Bank Sentral tengah mempertimbangkan untuk mengurangi pembelian obligasi, hal itu membuat pasar keuangan menjadi panik.

(azr/lav)

No more pages