Logo Bloomberg Technoz

Harga Emas Bisa Naik Lagi: Mau Batangan, Perhiasan, atau Digital?

Ruisa Khoiriyah
21 August 2024 12:40

Karyawati merapihkan emas logam mulia Antam di Butik Emas ANTAM, Jakarta, Selasa (16/72024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawati merapihkan emas logam mulia Antam di Butik Emas ANTAM, Jakarta, Selasa (16/72024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga emas tahun ini diprediksi bisa terus memperbarui rekor termahal sepanjang sejarah, menyusul dimulainya siklus pemangkasan bunga acuan global. Bahkan, tahun depan, harga emas di pasar dunia bisa melesat hingga ke kisaran US$3.000 per troy ounce, menurut prediksi terbaru yang keluar hari ini.

Potensi kenaikan harga emas dunia itu bisa berdampak pada kenaikan harga emas domestik. Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam), yang menjadi salah satu acuan harga emas lokal, berpeluang makin mahal setelah pada awal Agustus lalu memecah rekor harga tertinggi sepanjang sejarah di level Rp1.433.000 per gram.

Bila membandingkan harga hari ini, Rabu (21/8/2024), di posisi Rp1.415.000 per gram, maka sepanjang tahun 2024, harga jual emas Antam sudah membukukan kenaikan 25,22% year-to-date. Sementara harga buyback yang menjadi acuan bila seorang investor ingin menjual simpanan emasnya, tercatat naik 23,15% dibanding akhir tahun lalu, menjadi Rp1.266.000 per gram.

Level harga emas saat ini diprediksi masih bisa mendaki lagi, terutama bila bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve, benar memulai siklus penurunan bunga acuan yang diprediksi akan dimulai pada September nanti. 

“Pendorong utama kenaikan harga adalah kenaikan permintaan emas untuk keperluan investasi seiring ekspektasi bahwa The Fed (Federal Reserve, Bank Sentral AS) akan memulai pelonggaran moneter pada September,” kata Aakash Doshi, Head of Commodities Citi Research, dilansir dari Bloomberg News.