Logo Bloomberg Technoz

Di Indonesia, produksi minyak sawit pada Januari—Mei 2024, menurut Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), hanya mencapai 22,1 juta ton alias turun dari 22,9 juta ton yang diproduksi pada periode yang sama 2023.

“Peristiwa El Niño baru-baru ini, yang dikaitkan dengan curah hujan dan tingkat kelembapan di bawah rata-rata di sebagian besar Asia Tenggara, diperkirakan berdampak lambat pada hasil panen minyak sawit regional,” papar BMI.

Produksi Wilmar Turun

Dalam laporan semester I-2024, Wilmar International, perusahaan pengolahan makanan yang berpusat di Singapura, menyatakan rata-rata hasil panen tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di seluruh perkebunannya (lebih dari 90% berlokasi di Indonesia atau Malaysia, dengan hampir dua pertiganya berada di Indonesia saja) telah menurun sebesar 7,07% dibandingkan dengan semester I-2023.

“Dengan data Gapki untuk Juni dan Juli 2024 yang belum tersedia hingga 14 Agustus, kami tetap mencatat bahwa stok minyak sawit domestik Indonesia meningkat dari 3,7 juta ton pada April menjadi 4,1 juta ton pada Mei,” papar lembaga tersebut.

Sekadar catatan, BMI mengestimasikan rerata harga CPO di Bursa Malaysia pada 2024 mencapai MYR3.850/ton, naik tipis 2,67% dari proyeksi sebelumnya di MYR3.750/ton.

“Sejak edisi sebelumnya dari perkiraan harga minyak sawit triwulanan kami, yang diterbitkan pada Mei 2024, harga rata-rata pada 2024 telah sedikit menurun, dari MYR3.973/ton pada 14 Mei menjadi MYR3.952/ton pada 9 Agustus, tetapi tidak sampai pada tingkat yang kami antisipasi. Untuk itu, kami melakukan revisi ke atas terhadap perkiraan harga kami.”

“Pada gilirannya, kami telah menaikkan perkiraan harga rata-rata CPO untuk 2025 dari MYR3.500/ton menjadi MYR3.650/ton,” kata tim analis BMI.

Sekadar catatan, harga CPO turun selama empat pekan beruntun. Sepanjang pekan lalu, harga CPO terpangkas 1,79% secara point-to-point. Ini menjadi koreksi mingguan yang keempat secara berturut-turut.

Ekspektasi terhadap penurunan permintaan menjadi beban bagi gerak harga CPO. AmSpec Agri Malaysia memperkirakan ekspor produk sawit Negeri Harimau Malaya pada 1—15 Agustus anjlok 22,3% dibandingkan periode yang sama bulan sebelumnya. Sementara itu, Intertek Testing Services memperkirakan penurunan 20,2%.

Di sisi lain, koreksi harga minyak nabati pesaing juga membuat harga CPO sulit naik. Akhir pekan lalu, harga minyak kedelai di bursa Dalian (China) dan Chicago Board of Trade (Amerika Serikat/AS) turun masing-masing 1,27% dan 0,22%.

(wdh)

No more pages