Walmart menyatakan bahwa JD.com telah menjadi mitra yang berharga selama 8 tahun terakhir, dengan peruashaan berkomitmen untuk melanjutkan hubungan komersial dengan raksasa e-commerce China tersebut.
Sejatinya saham JD.com di Hong Kong menguat 13% sampai hari Selasa karena pendapatan dan laba pengelola e-commerce elektronik asal China ini mengalahkan estimasi untuk kuartal kedua. Kemudian JD.com anjlok 12% efek isu jual saham JD.com oleh Walmart.
Penurunan pada hari Rabu membuat para investor gelisah sekali lagi, menghentikan rebound selama dua minggu di mana saham-saham China bertahan dari kekalahan ekuitas global.
Pendapatan terbaru dari raksasa-raksasa teknologi tercatat beragam, dan potensi keluarnya Walmart memicu kekhawatiran yang lebih besar atas investasi asing karena pemulihan ekonomi China masih sulit dipahami.
Rencana keluarnya Walmart yang mengejutkan juga menggarisbawahi risiko penurunan pembelian saham e-commerce China, karena reli jangka pendek dapat menjadi pemicu bagi pemegang saham besar memangkas kepemilikan.
“Pasar mungkin membacanya sebagai Walmart yang memiliki pandangan negatif terhadap konsumsi China, namun sebenarnya ini bukanlah sesuatu yang baru atau tidak diketahui,” kata Vey-Sern Ling, direktur pelaksana di Union Bancaire Privee di Hong Kong.
(bbn)