Logo Bloomberg Technoz

Pertanyaan Fischer bersama ilmuwan lain sebelumnya di tahun 2021,  “suhu ekstrem yang memecahkan rekor, hampir tidak mungkin terjadi jika tidak ada pemanasan.” Analisis sekitar tiga tahun lalu kemudian terjadi di dunia nyata.

Empat minggu setelah sebuah jurnal menerima makalahnya, Amerika Utara bagian barat mengalami gelombang panas anomali pada skala yang ia perkirakan. Sebuah desa di British Columbia memecahkan rekor panas Kanada yang telah berusia 84 tahun, yaitu 45C, selama tiga hari berturut-turut.

Keesokan harinya, kebakaran hutan meratakan sebagian besar kota, menewaskan dua orang. Sebuah tim ilmuwan kemudian menyatakan bahwa ini merupakan salah satu dari enam gelombang panas paling intens yang pernah tercatat.

Ilustrasi suhu panas. (Dok: Bloomberg)

“Iklim saat ini berperilaku seperti seseorang yang akan datang dan melompat satu meter lebih jauh dari sebelumnya. Anda akan mengira dia adalah seorang atlet yang menggunakan steroid,” kata Fischer.

Laju pemanasan mungkin berada di atas angin. Terbaru bahwa peluang lebih dari 95% sepanjang 2024 suhu panas akan mengalahkan tahun 2023 sebagai tahun terpanas sejak pencatatan data dimulai.

Saat rekor terus ditembus, terjadi pula lonjakan suhu lokal dengan selisih yang cukup besar. Laporan Bloomberg News awal pekan ini menyatakan suhu di Bandara Harry Reid di Paradise, Nevada, melonjak menjadi 48,88 derajat C.

Situasi ini memicu ketertarikan baru di kalangan ilmuwan yang memodelkan pemanasan di masa depan karena planet ini terus memanas dengan cepat.

Lonjakan suhu panas ekstrem terjadi akibat lebih disebabkan perubahan iklim, hipotesis Fischer. Cuaca panas di Las Vegas pada bulan Juli 22 kali lebih mungkin terjadi akibat iklim yang memanas, menurut lembaga penelitian nirlaba Climate Central.

Suhu udara Las Vegas.

Kemudian, gelombang panas pada musim semi di Vietnam 38 kali lebih mungkin terjadi karena faktor iklim. Ibu kota Mali, Bamako, mencatat empat rekor tertinggi harian di bulan April selama satu bulan panas yang 90 kali lebih mungkin terjadi karena perubahan iklim.

Menghitung Rekor Panas Bumi Terbaru

Memantau batasan rekor panas baru bukanlah tugas yang mudah, sebagian karena ada begitu banyak cara untuk mendefinisikan sebuah peristiwa panas. Suhu maksimum satu hari? Suhu tertinggi rata-rata selama tiga hari? Dan pada area yang luas? Bahkan di wilayah yang dipantau dengan baik, termasuk Amerika Serikat dan Eropa, datanya tidak meyakinkan.

Sebagai contoh di Inggris, suhu mencapai 40C untuk pertama kalinya pada tahun 2022, dan jumlah hari di atas 30C meningkat lebih dari tiga kali lipat.

Namun, jumlah data yang dibutuhkan para ilmuwan untuk menentukan apakah perubahan iklim menyebabkan lompatan margin sangat besar, kata Mike Kendon dari UK Met Office.

Ilustrasi kekeringan tanah akibat suhu panas Bumi.

Saat ini tak ada cukup banyak cuaca outlier agar fenomena ini dapat diamati secara meyakinkan dalam data dunia nyata, bukannya diproyeksikan dalam model ilmiah.

Namun, contoh-contoh yang terjadi pada tahun lalu cukup untuk memusatkan perhatian: Suhu terpanas yang pernah terjadi di bulan Juni di Afrika yaitu 50,9C, tepat terjadi di Aswan, Mesir, memecahkan rekor nasional yang telah berusia 63 tahun sebesar 0,6C. Costa Rika mencapai 41,5C  pada bulan Maret, 1,1C lebih tinggi dari rekor tahun 2010.

Semua ini menambah lonjakan suhu panas yang besar secara global. Pada bulan September lalu mengalahkan rekor dunia dengan selisih yang sangat besar sehingga seorang ilmuwan iklim AS menyebutnya “benar-benar luar biasa.”

Mingfang Ting, profesor iklim di Universitas Columbia, adalah salah satu peneliti yang memperkirakan data di masa depan akan menunjukkan pergeseran margin.

“Hal yang saya rasa secara pribadi adalah bahwa kita sedang melihatnya, tetapi kita belum memiliki catatan yang cukup panjang untuk membuktikannya,” pungkas Ting.

(wep)

No more pages