Logo Bloomberg Technoz

Selama beberapa tahun terakhir, manajemen kekayaan dan perbankan swasta dari lembaga-lembaga keuangan global telah bersaing ketat untuk menarik individu-individu dengan kekayaan bersih tinggi dari daratan China.

Perusahaan-perusahaan seperti Citigroup Inc, UBS Group AG, Standard Chartered Plc, dan DBS Group Holdings Ltd membentuk tim bankir swasta berbahasa Mandarin dan manajer perhubungan di pusat-pusat kekayaan di Singapura dan Hong Kong.

Mereka memberi imbalan besar kepada karyawan yang berhasil menarik simpanan dan menghasilkan biaya dari klien-klien China. Para eksekutif bank papan atas juga berbicara secara terbuka tentang ambisi mereka untuk mengembangkan aset dari orang-orang kaya China.

Raksasa perbankan merupakan penyedia jasa utama yang membantu nasabah perorangan dengan berbagai layanan, mulai dari melakukan penyetoran dan transfer dana, hingga memberikan saran kepada nasabah mengenai tempat penyimpanan dana mereka serta menjual berbagai produk investasi kepada mereka. Persaingan antarbank untuk mendapatkan talenta China di sektor ini juga sangat ketat.

Transaksi Mencurigakan

Rekor skandal pencucian uang Singapura pertama kali diketahui publik pada Agustus 2023, ketika polisi di negara kota ini menangkap 10 orang kelahiran Chiina yang dalam beberapa kasus memiliki paspor dari berbagai negara, termasuk Turki, Kamboja, dan Siprus. Pihak berwenang juga menyita uang tunai, mobil mewah, jam tangan, tas tangan, perhiasan, real estat, dan aset lainnya.

Ke-10 orang tersebut--yang semuanya berasal dari provinsi Fujian, China selatan--telah divonis bersalah atas pencucian uang hasil perjudian online dan pelanggaran lainnya, dan masing-masing dijatuhi hukuman penjara antara 13 hingga 17 bulan.

Para penjahat dan rekan dekat mereka, bersama dengan perusahaan yang mereka kendalikan, memiliki lebih dari S$370 juta di lebih dari selusin lembaga keuangan, menurut catatan pengadilan yang dikumpulkan oleh Bloomberg.

Wang dan Liu adalah warga negara China. Wang, yang kini berusia 26 tahun, lulus dari University of Melbourne pada Desember 2019 dengan gelar Bachelor of Commerce, kemudian meraih gelar Master of Science dengan spesialisasi Teknologi Finansial pada tahun 2020 dari Nanyang Technological University di Singapura, menurut catatan sekolah.

Ia bergabung dengan Citigold Private Client, unit manajemen kekayaan Citi yang melayani nasabah dengan dana minimal S$1,5 juta. Wang juga berasal dari provinsi Fujian, menurut dokumen paspor yang dilihat Bloomberg News.

Wang bersekongkol dengan Su Baolin dan Vang Shuiming, yang merupakan salah satu dari 10 penjahat yang sekarang dihukum. Surat dakwaan menyebutkan bahwa pada akhir tahun 2020, Wang menyimpan uang tunai sebesar S$481.678 yang termasuk di antara aset-aset ilegal milik Su, dan bahwa Wang juga terlibat "dalam sebuah persekongkolan" dengan Su untuk memalsukan dokumen-dokumen untuk menipu bank. Istri Vang memiliki rekening di Citibank, menurut catatan polisi.

Selama tahun 2021, Wang membantu memalsukan dokumen dari perusahaan-perusahaan Indonesia dan dokumen lainnya untuk menutupi sumber setoran ke rekening Citibank, menurut dakwaan tersebut. Jumlah setoran individu memiliki pola angka yang sama, yaitu S$999.980, S$299.980, dan S$1.999.980, menurut surat dakwaan.

Di dalam Citi, kinerja Wang menimbulkan tanda tanya di antara beberapa koleganya. Bank mengajukan laporan transaksi mencurigakan tentang dia ke departemen kejahatan kerah putih Singapura, menurut orang-orang yang mengetahui masalah ini yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena informasi tersebut bersifat pribadi.

Salah satu lembar dakwaan mengatakan bahwa pada November 2021, Wang berbohong kepada petugas imigrasi Singapura di bandara bahwa dia telah kehilangan paspornya, padahal paspornya telah diserahkan kepada polisi.

Hal itu mengindikasikan bahwa pihak berwenang sedang menyelidikinya pada saat itu. Wang juga menghapus aplikasi perpesanan WhatsApp dari ponselnya pada Oktober 2021, kata salah satu lembar dakwaan.

Wang meninggalkan Citibank pada April 2022, lebih dari setahun sebelum skandal pencucian uang itu mencuat ke ranah publik. Juru bicara Citi mengonfirmasi kepergian Wang, dan mengatakan bahwa bank tidak mengomentari masalah yang ada di pengadilan. Wang menghadapi 10 dakwaan, dan hukuman maksimum di bawah dakwaan-dakwaan tersebut termasuk denda dan hukuman penjara.

Terbang Tinggi

Liu, yang juga dikenal sebagai Kelvin Liu, berusia 29 tahun ketika dia bergabung dengan Bank Julius Baer & Co di Singapura pada tahun 2019 setelah sebelumnya bekerja di Credit Suisse. Dia ditunjuk sebagai direktur eksekutif dan membantu menghasilkan pendapatan jutaan dolar untuk Julius Baer, menurut seseorang yang mengetahui masalah ini yang tidak ingin disebutkan namanya karena berbagi informasi pribadi. 

Liu digaji dengan baik untuk usianya, kata orang tersebut. Dia juga mendapatkan izin tinggal permanen di Singapura, menurut lembar dakwaannya.

Pihak berwenang Singapura menuduh bahwa Liu membantu Lin Baoying--salah satu dari 10 pelaku pencucian uang yang kini telah divonis bersalah--menggunakan dokumen pajak Tiongkok yang dipalsukan untuk membuka rekening bank Julius Baer di Swiss padaNovember 2020, dan bahwa Liu mengetahui dokumen tersebut palsu.

Liu direkrut untuk unit Goldman Sachs Group Inc di Singapura, menurut orang lain yang mengetahui masalah ini yang tidak mau disebutkan namanya, dan dia meninggalkan Julius Baer pada Juni 2022. Dia meninggalkan Goldman baru-baru ini setelah bekerja di sana selama sekitar dua tahun, menurut catatan Otoritas Moneter Singapura.

Julius Baer mengatakan bahwa pihaknya bekerja sama sepenuhnya dengan pihak berwenang, dan menolak berkomentar mengenai masa kerjanya di bank tersebut "karena penyelidikan sedang berlangsung." Goldman mengatakan bahwa perusahaan ini bukan merupakan pihak dalam kasus yang menimpa Liu.

Wang dan Liu saat ini bebas dengan jaminan, dan dijadwalkan hadir kembali di pengadilan bulan depan. Pengacara mereka tidak segera menanggapi pertanyaan mengenai masa lalu pekerjaan mereka.

"Kita juga harus mempertanyakan bank-bank tersebut dalam hal uji tuntas mereka dalam mengambil keputusan perekrutan, dan juga mudahnya dokumen-dokumen yang dipalsukan dapat digunakan untuk membangun dan meneruskan hubungan perbankan bagi mereka yang terlibat," ujar Mak Yuen Teen, profesor bisnis di National University of Singapore. "Jelas, ada masalah dengan pemeriksaan dan kontrol bank," tambahnya.

Regulator Singapura telah berjanji untuk menindak tegas perwakilan dan institusi sektor keuangan yang melanggar hukum. MAS telah menginspeksi beberapa bank, dan pemberi pinjaman yang paling banyak berurusan dengan para penjahat dapat menghadapi denda dan tindakan hukuman lainnya, Bloomberg sebelumnya melaporkan.

Kasus pencucian uang di Singapura. (Dok: Bloomberg)

(bbn)

No more pages