Selain akibat monopoli Pertamina, kata Deswin, KPPU juga memandang bahwa formula harga avtur yang ditetapkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengakibatkan tingginya harga di Indonesia bila dibandingkan dengan negara lain.
Formula harga avtur termaktub dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 17 K/10/MEM/2019 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Avtur Yang Disalurkan Melalui Depot Pengisian Pesawat Udara.
Beleid tersebut mengatur formula harga dasar dalam perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum jenis Avtur yang disalurkan melalui Depot Pengisian Pesawat Udara ditetapkan berdasarkan biaya perolehan, biaya penyimpanan dan biaya distribusi, serta margin dengan batas atas sebagai berikut: Mean Of Platts Singapore (MOPS) + Rp3.581/liter + Margin (10% dari harga dasar).
Deswin mengatakan komponen biaya avtur mencapai 35% atau yang terbesar dalam andil pembentukan harga tiket maskapai penerbangan.
“Maka diharapkan ketika harga avtur dapat turun karena persaingan dan dilakukan perbaikan regulasi yang sesuai dengan prinsip persaingan usaha yang sehat, diharapkan harga tiket dapat lebih turun lagi,” ujarnya.
Di lain sisi, Pertamina mengatakan harga avtur yang dijual sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dari Kementerian ESDM.
“Avtur merupakan bahan bakar nonsubsidi yang penentuan harganya sudah mengacu pada ketentuan berlaku dari Kementerian ESDM,” ujar VP Corporate Secretary Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya berpendapat monopoli Pertamina dalam proses distribusi avtur bagi industri aviasi harus dihentikan, sebagai upaya menekan ongkos bahan bakar pesawat yang pada akhirnya dapat menurunkan harga tiket maskapai penerbangan.
Luhut mengatakan saat ini pemerintah sudah membuka kesempatan bagi badan usaha selain Pertamina untuk menyalurkan avtur di Indonesia.
“Sekarang kan harganya [avtur] sudah mulai turun karena kita buka [vendor pemasoknya], bukan hanya dimonopoli Pertamina lagi,” ujar Luhut saat ditemui usai konferensi pers Bali International Airshow 2024, Senin (19/8/2024) petang.
(dov/wdh)