Logo Bloomberg Technoz

Kondisi pasar domestik saat ini tengah 'panas' oleh gelombang beli yang masif dari para investor, terutama nonresiden. Pemodal asing mencatat reli pembelian di surat berharga negara selama delapan hari beruntun di mana pada 19 Agustus lalu, nonresiden membeli SBN Rp4,86 triliun.

Alhasil, selama Agustus saja, pemodal asing telah memborong sedikitnya US$1,4 miliar surat utang RI, setara dengan Rp21,6 triliun berdasarkan data Kementerian Keuangan yang dikompilasi oleh Bloomberg

Nilai pembelian itu mengikis nilai outflow dari pasar SBN yang sempat menyentuh US$2,7 miliar, sekitar Ro41,67 triliun hanya dalam empat bulan pertama tahun ini.

Bahkan dalam lelang SUN kemarin, incoming bids melejit tajam hingga Rp104 triliun, tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Lonjakan itu terutama didorong oleh spekulasi pasar bahwa BI kemungkinan akan mendahului The Fed memangkas bunga pada September bahkan pada siang nanti.

Arus masuk modal asing ke pasar surat utang negara memuncak (Dok. Bloomberg)

Investor asing membukukan nilai permintaan sebesar Rp22,48 triliun dalam lelang kemarin di mana separuh nilainya menyerbu seri baru FR0104 yang jatuh tempo pada 2030.

Adapun di pasar saham, asing membukukan 10 hari reli beli tanpa putus di mana pada 20 Agustus kemarin, asing memborong hingga Rp1,66 triliun saham dan berhasil membawa IHSG memecahkan rekor all time high baru.

Animo asing yang memuncak telah membawa rupiah menghapus semua kerugian sepanjang tahun.

Namun, menurut analis, reli di pasar saham, obligasi serta penguatan rupiah belalang ini bisa terhenti bila sinyal dalam RDG Bank Indonesia siang nanti mengecewakan pasar. 

Bila Perry Warjiyo dan kolega memberikan sinyal adanya peluang penurunan BI rate pada September, reli pasar obligasi akan berlanjut. Sebaliknya, bila BI memutuskan untuk menunggu sampai 'gong' The Fed dipukul, yang berarti penurunan BI rate baru terjadi pada Oktober atau setelahnya, "Maka akan terjadi koreksi pasar yang tajam dalam hal yield SBN, rupiah juga indeks saham," kata Lionel Priyadi, Fixed Income and Macro Strategist Mega Capital.

Yield SBN-10Y bisa kembali melonjak ke kisaran 6,8%-7%. Rupiah juga diprediksi akan kembali tertekan ke kisaran Rp15.700-Rp15.900/US$ bila skenario terakhir yang keluar. Bahkan IHSG diperkirakan akan turun lagi ke 7.000-7.200.

Analisis teknikal

Secara teknikal nilai rupiah masih berpotensi menguat walau pergerakannya kemungkinan mulai terbatas di tengah penantian pasar akan keputusan BI rate siang nanti.

Potensi penguatan rupiah bisa ke level resistance terdekat di Rp15.420/US$, resistance potensial selanjutnya menuju Rp15.400/US$ usai break MA-200 sebelumnya. Terdapat juga Rp15.380/US$ sebagai level paling optimis penguatan rupiah di dalam time frame daily.

Bila arus berbalik dan rupiah mengalami tekanan, mata uang ini memiliki level support terdekat di Rp15.470/US$. Apabila level ini berhasil tembus, maka mengkonfirmasi laju support selanjutnya pada level Rp15.500/US$ sebagai support psikologis, dan juga Rp15.550/US$.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Rabu 21 Agustus 2024 (Riset Bloomberg Technoz)

(rui)

No more pages