Logo Bloomberg Technoz

Meski demikian Rusia diklaim tidak memiliki kekuatan yang cukup “untuk mengancam kemajuan yang lebih dalam ke wilayah yang dikuasai Ukraina, seperti kota Kharkiv,” kata Defense Intelligence Agency.

Kesimpulan ini termasuk dalam laporan kuartalan terbaru mengenai bantuan AS untuk Ukraina yang dikeluarkan oleh inspektur jenderal Pentagon, Robert Storch. Laporan tersebut menyudutkan pernyataan publik dari para pejabat senior AS termasuk Mark Milley, mantan chairman Kepala Staf Gabungan, bahwa konflik tersebut akan menemui jalan buntu.

Laporan irjen tersebut mencakup periode tiga bulan yang berakhir pada 30 Juni, pasca Kongres meloloskan paket bantuan terbaru senilai US$61 miliar untuk Ukraina. Sejak saat itu, Ukraina melancarkan serangan mendadak ke wilayah Kursk, Rusia, dan mulai menerbangkan pesawat tempur F-16 bantuan sekutu.

Laporan ini menyoroti keberhasilan penggunaan sistem rudal milik AS, Army Tactical Missile System (ATACMS), di luar serangan yang diungkapkan sebelumnya terhadap tempat penyimpanan amunisi Rusia dan helikopter yang diparkir di dua lokasi di Ukraina.

Serangan rudal ATACMS Ukraina di Sevastopol pada 18 Mei menenggelamkan sebuah kapal korvet. Ukraina juga menggunakan ATACMS untuk menyerang pertahanan udara Rusia di Krimea, menghancurkan beberapa sistem rudal S-400 yang paling canggih, kata laporan itu. 

Serangan ATACMS mengharuskan pasukan Rusia memperkuat sistem pertahanan udara Krimea dengan sistem tercanggih mereka, S-500, untuk melindungi Jembatan Selat Kerch, misalnya, demikian menurut DIA.

“Sistem S-500 belum terbukti beroperasi penuh di Ukraina, yang dipandang DIA sebagai indikasi perjuangan Rusia untuk menyediakan pertahanan udara yang memadai di Krimea,” menurut laporan itu.

(bbn)

No more pages