Logo Bloomberg Technoz

Pakar Soal Luhut Mau RI Bangun Industri Aviasi: PTDI Saja Terseok

Pramesti Regita Cindy
20 August 2024 13:50

Pesawat CN 235 buatan PT Dirgantara Indonesia. (Dok. PTDI)
Pesawat CN 235 buatan PT Dirgantara Indonesia. (Dok. PTDI)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Indonesia dinilai sulit mengembangkan industri aviasi nasional di tengah kompetisi manufaktur pesawat jet global yang kian ketat, serta minimnya dukungan pemerintah terhadap optimasi PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PTDI.

Ketua Umum Asosiasi Pengguna Jasa Penerbangan Indonesia (Apjapi) Alvin Lie mengatakan industri manufaktur pesawat terbang membutuhkan permodalan yang sangat tinggi; tidak hanya untuk fabrikasi armadanya, tetapi juga biaya sertifikasi yang ketat.

“Kita lihat PTDI sampai hari ini masih terseok-seok. Industri pesawat terbang itu butuh modal sangat tinggi hanya untuk mencapai satu jenis pesawat dinyatakan laik terbang. Itu baru prototipe ya, belum produksi. Itu tooling untuk membuat bagian-bagiannya juga harus dibuat dahulu, dan itu butuh duit,” ujarnya saat dihubungi, Selasa (20/8/2024).

Pesawat N 219 buatan PT Dirgantara Indonesia. (Dok. PTDI)

Pernyataan Alvin sekaligus merupakan respons terhadap desakan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan —di sela konferensi pers Bali International Airshow 2024, Senin (19/8/2024) — agar Indonesia mengembangkan industri aviasi domestik.

Apalagi, menurut Luhut dengan mengutip data dari International Air Transport Association (IATA), Indonesia diyakini akan menjadi pasar penerbangan terbesar keempat di dunia pada 2037 dengan jumlah 390 juta penumpang.