Logo Bloomberg Technoz

Biang Kerok Pesanan Jet Lama Datang Saat RI Butuh 200 Pesawat

Pramesti Regita Cindy
20 August 2024 13:10

Pesawat penumpang dirakit di pabrik manufaktur Airbus SE, Tianjin, China, Jumat (30/6/2023). (Qilai Shen/Bloomberg)
Pesawat penumpang dirakit di pabrik manufaktur Airbus SE, Tianjin, China, Jumat (30/6/2023). (Qilai Shen/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ketua Asosiasi Pengguna Jasa Penerbangan Indonesia (Apjapi) Alvin Lie menjelaskan beberapa faktor yang menyebabkan lamanya waktu pengiriman pesawat baru sampai diterima oleh maskapai yang membelinya, menyusul pernyataan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang menyebut Indonesia masih defisit sekitar 200 jet komersial.

Dalam memproduksi sebuah pesawat, Alvin menuturkan, diperlukan bahan-bahan khusus dengan presisi tinggi, yang tidak bisa sembarangan didapatkan di pasaran.

Semua komponen pesawat, lanjut Alvin harus memiliki sertifikasi dan nomor seri agar bisa ditelusuri asal-usulnya, mulai dari bahan baku hingga produsen komponen tersebut.

"Seluruh komponen pesawat itu harus bersertifikasi, atau nomor serinya [jelas], supaya dapat ditelusuri itu siapa yang membuat, bahannya dari mana, dan sebagainya. Nah, ini yang membuat kenapa proses manufaktur pesawat jadi lama," jelas Alvin saat dihubungi, Selasa (20/8/2024). 

Pesawat Bombardier Global 7500 di pusat perakitan di Dorval, Quebec, Kanada, Selasa (16/4/2024). (Graham Hughes/Bloomberg)

3 Juta Komponen