Logo Bloomberg Technoz

Teknologi AI Menggeser 85 Juta Pekerjaan di Tahun 2025

Redaksi
20 August 2024 11:13

Contoh prompt atau perintah kepada machine learning ChatGPT. (Andrey Rudakov/Bloomberg)
Contoh prompt atau perintah kepada machine learning ChatGPT. (Andrey Rudakov/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Laporan World Economic Forum (WEF) menyebut bahwa besar peluang pasar tenaga kerja makin terdampak oleh hadirnya kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).  Meski banyak pekerjaan yang diotomatisasi di masa mendatang namun AI berpeluang membuat lingkungan kerja lebih sehat.

Pada artikel ini menggambarkan bagaimana pasar tenaga kerja akan dipengaruhi oleh peran-peran baru di lingkungan perusahaan lewat bantuan kemajuan teknologi.

Pada tahun 2025, “85 juta pekerjaan dapat tergeser oleh pergeseran pembagian kerja antara manusia dan mesin, sementara 97 juta peran baru akan hadir yang lebih disesuaikan dengan pembagian kerja baru antara manusia, mesin, dan algoritma,” WEF dalam laporannya, dilansir Selasa (20/5/2024).

Teknologi AI juga berdampak pada transisi 12 juta pekerjaan yang mungkin diotomatisasi, menurut laporan McKinsey tahun 2023.  Pekerjaan yang paling rentan adalah industri yang sangat bergantung pada tenaga kerja manual dan tugas-tugas rutin, seperti pekerjaan di lini perakitan dan input data. 

Menanamkan algoritma pada mesin generatif kini tidak hanya bisa ‘merebut’ pekerjaan skil rendah, tapi juga skil tinggi seperti menganalisis data di berbagai sektor industri. Atau, pengembangan algoritma AI bidang kesehatan mampu menjadi tools generatif diagnostik sehingga menciptakan keakuratan.