Logo Bloomberg Technoz

Zulhas mengatakan, seluruh produk-produk yang diamankan tersebut tak memiliki dokumen perizinan yang lengkap seperti laporan surveyor (LS), nomor pendaftaran produk (NPB) dan standar nasional Indonesia (SNI) serta layanan purna jual atau layanan konsumen.

Putar Balik hingga Gerai Tutup

Selain itu, Zulhas juga mengklaim bahwa tindakan satgas selama beberapa bulan kebelakang juga telah menuaikan hasil. Itu dibuktikan dengan beberapa gerai barang impor ilegal di sejumlah wilayah mulai berhenti beroperasi.

"Warehouse-warehouse itu rata-rata sekarang sudah mulai tutup. Jadi kita kalau tutup kan susah kita. Kemudian biasanya impor-impor ke warga negara asing yang bermarkas di Tanah Abang, di Mangga Dua, di Jawa Timur, kemudian di Sumatera Utara."

Namun, disaat bersamaan, tutupnya gudang-gudang penadah barang impor ilegal itu juga membuat mengalami kesulitan. Dia mengatakan, Jika warehouse telah tutup, kata Zulhas, satgas tak bisa menindak mereka.

Tak hanya itu, ia mengatakan banyak kapal-kapal pengangkut muatan barang impor ilegal kini juga kini putar balik setelah telanjur memasuki pelabuhan di Indonesia.

"Kami yakin kalau dengan kerja pemerintah sudah turun, ini hasilnya akan bisa memulihkan kembali dari tujuh komoditas yang benar-benar sangat berdampak dengan importasi ilegal yang terjadi."

Untuk diketahui, satgas impor barang ilegal tersebut yang belum lama ini telah dibentuk dan diresmikan oleh Zulhas pada Jumat (19/7/2024) lalu.

Secara spesifik, satgas tersebut bakal mengawasi importasi 7 komoditas, di antaranya; tekstil dan produk tekstil (TPT), pakaian jadi dan aksesori pakaian jadi, keramik, elektronik, alas kaki, kosmetik, barang tekstil sudah jadi lainnya.

Selain pengawasan tersebut, pada akhir juli dan awal Agustus lalu, satgas juga telah membongkar barang impor ilegal masing-masing senilai Rp40 miliar dan Rp46 miliar. Barang-barang itu meliputi pakaian tekstil, mainan, hingga alat elektronik.

(ibn/roy)

No more pages