Didik mengatakan, hingga pertengahan tahun 2024 pemerintah telang menawarkan SBN sekitar Rp1.000 triliun, namun menurutnya hanya separuhnya saja yang laku di pasar yakni sekitar Rp517 triliun.
“Sebelumnya tahun 2023, SBN yang ditawarkan di pasar mencapai Rp1800 triliun, tetapi laku di pasar sebesar Rp807 triliun. Jadi, selama 10 tahun ini pemerintah Jokowi sudah mendorong ekonomi utang masuk jurang sehingga harus gali lubang tutup lubang,” ucapnya.
Sementara itu, Satria Sambijantoro dan Ekonom Bahana Sekuritas Drewya C dalam risetnya menyebut bahwa target defisit anggaran sebesar Rp616,2 triliun atau 2,53% dari PDB seharusnya dapat meredam kekhawatiran rencana fiskal pemerintahan baru.
Sebab, meskipun banyak pernyataan mengenai rencana fiskal yang ekspansif dari Tim Prabowo namun target defisit yang diumumkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih lebih rendah dari estimasi defisit yang mereka prediksi sebesar 2,7% dari PDB.
Meski demikian, target defisit anggaran pada 2025 masih lebih tinggi dari target defisit dalam APBN 2024 yang sebesar 2,3%.
“Kami pikir ini adalah upaya pemerintah untuk memberikan jaminan kepada para investor bahwa perekonomian tetap berpegang pada kehati-hatian fiskal dengan memiliki defisit anggaran di bawah batas 3%,” tulis Satria dan Drewya dalam riset terbarunya, Senin (19/8/2024).
Mereka menjelaskan, target defisit anggaran tersebut sudah mengakomodir program Makan Begizi Gratis (MBG), menurutnya anggaran program prioritas Prabowo ini diprediksi masuk ke dalam anggaran pendidikan yang sebesar Rp722,6 triliun.
“Pemerintah menargetkan pendapatan tumbuh 6,9% tahun depan menjadi Rp2.996 triliun dan pengeluaran melonjak 8,7% menjadi Rp3.613 triliun, dengan target pertumbuhan PDB sebesar 5,2%. Pemerintah berharap program Makanan Bergizi Gratis akan menambah 0,1% pada PDB,” tulisnya.
Sebagai informasi, pembiayaan utang pada tahun pertama Presiden terpilih Prabowo Subianto menjabat yakni 2025 dipatok pemerintah sebesar Rp775,9 triliun. Besaran tersebut tercatat naik Rp222,8 triliun atau 40,27% jika dibandingkan dengan outlook pembiayaan utang sepanjang 2024 sebesar Rp553,1 triliun.
Pembiayaan utang tahun depan tersebut tercantum dalam Buku II Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025.
Pembiayaan utang yang berasal dari SBN direncanakan sebesar Rp642,5 triliun yang akan dipenuhi melalui penerbitan Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
Angka tersebut tercatat naik 42,2% jika dibandingkan dengan outlook APBN tahun 2024 sebesar Rp451.8 triliun.
Sedangkan pembiayaan utang melalui pinjaman pada tahun 2025 direncanakan sebesar Rp133,3 triliun, besaran ini naik 31,6% dibandingkan outlook pinjaman 2024 yang sebesar Rp101,3 triliun.
(azr/roy)