Pada tahun 2009, ia juga sebagai salah satu pemegang paten metode pemetaan otak. Lalu pada 2021, ia pernah menduduki jabatan laboratorium spesialis departemen anatomi dan neurobiologi di Universitas Callifornia di Irvine.
Kontrovesi Taruna Ikrar
Pada tahun 2023, nama Taruna sempat menjadi atensi publik saat Mendikbud, Nadiem Anwar Makarim mencabut gelar profesornya. Hal ini dikarenakan dalam gelar profesor Taruna Ikrar terdapat kecurangan. Ada fraud dalam usulan penyetaraan guru besarnya.
Selain itu, nama Taruna Ikrar sempat kontroversial tahun 2017 silam karena klaim gelar profesor bidang biomedical sciences dan jabatan dekan di Pacific Health Sciences University (PSHU), Amerika Serikat. Saat itu, rekam jejak Taruna Ikrar sempat ramai dipertanyakan oleh netizen.
Hal ini juga tertuang pada pertanyaan seseorang bernama Ferizal Ramli di blog dan Facebook. Dalam tulisannya, Ferizal menyebut tidak ada konfirmasi valid dari rekam jejak Taruna Ikrar yang tertulis di media sosial.
Taruna Ikrar akhirnya memberikan konfirmasi soal rekam jejaknya, ia mengakui telah menjadi dosen dan profesor di Pacific Health Science University sejak Januari 2017.
Ia pun menjelaskan bahwa guru besar di AS berbeda dengan Indonesia. Kalau di Indonesia, guru besar harus lewat pengesahan universitas, dari universitas dikirim ke Dikti, baru dikirim ke Setneg. Tapi kalau di AS, universitas itu independen, mandiri.
Lalu, nama Taruna Ikrar pernah tersangkut dalam nominasi Nobel Kedokteran. Ikrar menyebut kontroversi disebabkan karena salah kutip saat wawancara namun dia tidak langsung membetulkannya.
(dec/spt)