Jokowi juga melantik Bahlil Lahadalia yang sebelumnya menjabat menteri investasi/BKPM menjadi Menteri ESDM menggantikan Arifin Tasrif. Jokowi kemudian menempatkan Eks Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani menjadi Menteri Investasi/BKPM.
Jokowi juga menambah Wamenkominfo, yakni Angga Raka Prabowo. Angga menambah kursi Wamenkominfo yang sebelumnya sudah diisi Nezar Patria.
Selain pelantikan menteri, dalam upacara berbeda, Jokowi juga melantik Hasan Nasbi menjadi Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan. Jokowi juga melantik Kepala Badan Gizi dan Kepala BPOM baru.
Badan Gizi merupakan lembaga baru yang dibentuk Jokowi. Badan ini erat kaitannya dengan program makan siang gratis yang menjadi janji kampanye Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Prabowo-Gibran.
Sentimen Luar Negeri
Dari luar negeri, investor menanti dengan cermat rilis risalah rapat Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) pada pertemuan Juli yang akan terbit pada Rabu, pekan ini, disusul oleh pidato Gubernur The Fed Jerome Powell pada Jumat, yang akan jadi perhatian utama pasar.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, awal yang tenang di pekan ini terjadi jelang rilis data Klaim Pengangguran dan aktivitas Ekonomi AS, sementara Jerome Powell diperkirakan akan mengonfirmasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve saat ia berbicara di Wyoming.
“Pasar keuangan akan peka terhadap setiap kata-katanya,” tulis para Ahli Strategi Commonwealth Bank of Australia yang dipimpin Joseph Capurso dalam catatannya.
“Kami memperkirakan Powell akan memberikan lampu hijau untuk pemangkasan pada 19 September, tapi kami memperkirakan Powell akan mempertahankan opsi untuk pemangkasan yang tertunda atau pemangkasan yang lebih besar yang bergantung pada inflasi Harga Konsumen dan penggajian berikutnya.” jelasnya.
Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, data terkini Ekonomi AS, mulai dari inflasi hingga Initial Jobless Claims dan Penjualan Ritel, telah meyakinkan investor dan mendukung pandangan bahwa Ekonomi AS sedang menuju skenario "Goldilocks", di mana tekanan inflasi mereda dan dibarengi dengan ketahanan laju pertumbuhan ekonomi.
“Para pejabat tinggi Federal Reserve memang sedang berusaha menggunakan tingkat suku bunga tinggi untuk meredakan tekanan inflasi tanpa memicu kontraksi pada pertumbuhan ekonomi,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Sebelumnya, Gubernur Federal Reserve Bank di St. Louis, Alberto Musalem, mengatakan waktu yang ideal untuk memangkas suku bunga sudah semakin dekat, sementara Gubernur Federal Reserve di Atlanta, Raphael Bostic, memberitahu surat kabar harian The Financial Times bahwa pihaknya bersifat terbuka terhadap penurunan suku bunga di bulan September.
Sementara itu, dari dalam negeri, investor juga menanti hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang digelar mulai Selasa nanti dan akan diumumkan keputusannya pada Rabu.
Konsensus para ekonom memperkirakan BI-Rate masih akan dipertahankan di level saat ini, di level 6,25% melibatkan 20 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg, sebelum pemangkasan diprediksi baru akan dilakukan setelah Federal Reserve, Bank Sentral AS, memulai siklus pelonggaran.
(fad)