Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), emas masih bertahan di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 69,46. RSI di atas 50 menandakan suatu aset berada di zona bullish.
Namun, perlu diperhatikan indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 86,98. Sudah di atas 80 yang berarti tergolong jenuh beli (overbought).
Dengan demikian, bukan tidak mungkin harga emas akan terkoreksi dan masuk fase konsolidasi. Cermati pivot point di US$ 2.480/troy ons. Jika tertembus, maka target support US$ 2.453/troy ons bisa terkonfirmasi.
Sementara target resisten terdekat adalah US$ 2.513/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi membawa harga emas naik lagi menuju rentang US$ 2.523-2.531/troy ons.
Jackson Hole Symposium
Pekan ini, agenda yang dinanti oleh pelaku pasar adalah konferensi Jackson Hole Symposium di Wyoming, Amerika Serikat (AS). Dalam acara ini, investor perlu menyimak paparan dari para pejabat teras bank sentral AS Federal Reserve mengenai arah kebijakan moneter ke depan.
Mengutip CME FedWatch, sepertinya sudah tidak ada peluang bagi Gubernur Jerome ‘Jay’ Powell dan kolega untuk mempertahankan suku bunga acuan di 5,25-5,5% dalam rapat bulan depan. Kemungkinannya 0%.
Sementara probabilitas penurunan 25 basis poin (bps) menjadi 5-5,25% adalah 73,5%. Adapun kemungkinan pemangkasan 50 bps ke 4,75-5% adalah 26,5%.
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.
(aji)